:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5176229/original/069059400_1743069186-20250327-Banjir_Bolivia-AFP_1.jpg)
1/6
Foto udara Puerto Pailas setelah Sungai Cotoca meluap di wilayah Santa Cruz, Bolivia, pada 26 Maret 2025. (RODRIGO URZAGASTI/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5176230/original/005826600_1743069187-20250327-Banjir_Bolivia-AFP_2.jpg)
1/6
Pemerintah Bolivia menetapkan keadaan darurat untuk menangani banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang telah menyebabkan 51 orang tewas. (RODRIGO URZAGASTI/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5176231/original/042770900_1743069187-20250327-Banjir_Bolivia-AFP_3.jpg)
1/6
Presiden Luis Arce mengatakan bahwa sekitar 380.000 keluarga telah terdampak oleh bencana ini di sembilan wilayah Bolivia. (RODRIGO URZAGASTI/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5176232/original/080491600_1743069187-20250327-Banjir_Bolivia-AFP_4.jpg)
1/6
Tim penyelamat gabungan bersama ribuan tentara telah dikerahkan di seluruh wilayah Bolivia untuk membantu mendistribusikan bantuan ke daerah-daerah yang terkena dampak parah. (RODRIGO URZAGASTI/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5176233/original/023813000_1743069188-20250327-Banjir_Bolivia-AFP_5.jpg)
1/6
Keadaan darurat banjir Bolivia memungkinkan pemerintah setempat memobilisasi lebih banyak personel untuk operasi penyelamatan, serta mempercepat pembelian peralatan. (RODRIGO URZAGASTI/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5176234/original/064433800_1743069188-20250327-Banjir_Bolivia-AFP_6.jpg)
1/6
Alliance for Global Water Adaptation mengatakan dalam sebuah laporan bahwa perubahan iklim memperparah kerentanan air Bolivia serta meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kekeringan dan banjir. (RODRIGO URZAGASTI/AFP)