Liputan6.com, Teheran - Sebuah ledakan bom yang mengejutkan warga Iran terjadi hari ini 44 tahun yang lalu: Pengeboman Hafte Tir.
Serangan mematikan pada 28 Juni 1981 itu terjadi sekitar pukul 9:00 malam di markas Islamic Republican Party (IRP) atau Partai Republik Islam yang berlantai dua di Sarcheshmeh, sebuah kawasan di Teheran tengah. Kala itu, mengutip Press TV, Sabtu (28/6/2025), tengah berlangsung pertemuan para pemimpin partai.
Pada saat pertemuan mingguan partai itu, sekelompok orang berisi 90 lebih pejabat tinggi, termasuk anggota parlemen dan menteri kabinet, sedang mendengarkan pidato kepala kehakiman Ayatollah Seyyed Mohammad Beheshti.
Dua bom kuat, yang ditanam di sebelah podium oleh seorang anggota kelompok terotis Mojahedin-e Khalq (MKO), meledakkan gedung dan menyebabkannya runtuh sebagian, meninggalkan puluhan korban terkubur di bawah reruntuhan.
Ledakan bom itu begitu kuat sehingga getarannya terasa di seluruh Teheran, menyebabkan ribuan orang yang terkejut keluar ke jalanan.
Segera setelah pengeboman, puluhan ribu orang berkumpul di sekitar lokasi bencana, menyaksikan ambulans yang datang dan pergi tanpa henti.
Keesokan harinya, demonstrasi besar-besaran muncul di berbagai kota di Iran untuk mengutuk aksi teroris yang keji tersebut. Perdana Menteri saat itu, Mohammad-Ali Rajai, mengumumkan hari libur nasional selama dua hari dan masa berkabung selama sepekan.
73 Orang Tewas
Sasaran serangan tersebut adalah anggota Partai Republik Islam (IRP), partai politik terkemuka di Iran saat itu, yang sedang mengadakan pertemuan di kantor pusat partai mereka di Teheran.
Dinamai berdasarkan tanggal dalam kalender Iran (7 Tir), pengeboman Hafte Tir merupakan salah satu dari serangkaian serangan teroris oleh kelompok teroris Mojahedin-e Khalq (MKO) yang terkenal kejam dan pendukung asing mereka.
Tujuannya adalah untuk menghancurkan Republik Islam segera setelah Revolusi Islam melalui kampanye teror yang keji terhadap partai-partai politik dan tokoh-tokoh politik terkemuka.
Serangan teroris tersebut mengakibatkan tewasnya 73 tokoh politik dan pejabat terkemuka Iran, termasuk Ayatollah Beheshti, salah satu pemimpin dan ulama berpengaruh dan revolusioner selama Revolusi Islam dan salah satu perancang Konstitusi Iran.
Ayatollah Beheshti menjabat sebagai anggota Dewan Revolusi Islam, pemimpin Partai Republik Islam, serta kepala peradilan negara tersebut.
Selain Ayatollah Beheshti, 72 orang lainnya, termasuk empat menteri, beberapa wakil menteri, 27 anggota parlemen, dan sekelompok anggota Partai Republik Islam, juga tewas.
Empat anggota kabinet yang terbunuh termasuk Menteri Energi Hassan Abbaspour, Menteri Kesejahteraan Mohammed Ali Fayazbakhsh, Menteri Jalan dan Transportasi Musa Kalantari, dan Menteri Telekomunikasi Mahmoud Qandi.
Mohammad Montazeri, Mohammad Ali Heydari, Seyyed Reza Paknejad, Gholamhossein Haqqani, dan Abdol Hamid Dayalmeh termasuk di antara anggota terkemuka IRP lainnya yang menjadi martir dalam serangan tersebut.
Setidaknya 28 orang lainnya terluka.
Beberapa orang lainnya, seperti Akbar Hashemi Rafsanjani, Mohammad-Javad Bahonar, Mohammad-Ali Rajai, dan Behzad Nabavi, beruntung dapat selamat tanpa cedera karena mereka tidak ada di tempat atau meninggalkan gedung beberapa menit sebelum serangan.