16 April 2016: Gempa Terparah Guncang Ekuador, 668 Orang Tewas dan 35.000 Bangunan Rusak

6 hours ago 3

Liputan6.com, Pedernales - Tepat 9 tahun lalu, pada Sabtu, 16 April 2016 pukul 18.58 waktu setempat, Ekuador diguncang salah satu gempa bumi terburuk dalam sejarahnya. Gempa berkekuatan  magnitudo 7,8 itu menewaskan sedikitnya 668 orang dan mempengaruhi lebih dari satu juta jiwa, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Dalam laporan yang diterbitkan entreculturas.org dan dikutip pada Rabu (16/4/2025), disebutkan bahwa tak hanya merenggut nyawa, gempa bumi ini juga menghancurkan sekitar 35 ribu rumah dan 700 sekolah, serta meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat terdampak baik secara fisik maupun emosional.

Sejak awal kejadian, Society of Jesus (Serikat Yesus)  bersama sejumlah lembaga Jesuit seperti Fe y Alegría Ecuador (FyA), Jesuit Refugee Service Ecuador (JRS), IRFEYAL, Río Manta Foundation, Viviendas Hogar de Cristo dan Working Boy Center langsung terlibat dalam penilaian kerusakan serta merumuskan respons darurat.

Dua tahun setelah bencana, mereka tidak hanya mengenang dampaknya, tetapi juga mencatat berbagai upaya untuk membangun kembali kehidupan dan infrastruktur yang rusak.

Wilayah pesisir barat laut menjadi daerah yang paling parah terdampak gempa. Kota Pedernales di Provinsi Manabí bahkan dilaporkan mengalami kerusakan hingga 80 persen. Sejumlah proyek yang didukung oleh lembaga Entreculturas yang telah mendukung pekerjaan Jesuit di Ekuador selama beberapa dekade juga berada di kota-kota terdampak seperti Portoviejo, Chone, Manta, Bahía de Caráquez (Manabí), Guayaquil (Guayas), Santo Domingo (Santo Domingo de los Tsáchilas), dan Esmeraldas (wilayah perbatasan utara).

Saat itu, diskusi darurat segera dilakukan bersama mitra lokal untuk menyusun rencana tanggap awal. Saluran penggalangan dana pun dibuka guna menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, makanan, air bersih, perlengkapan kebersihan, dan kebutuhan pokok lainnya.

Bangun Sekolah dan Rumah, Pulihkan Luka Psikologis Korban

Dalam dua tahun pasca gempa, fokus utama diarahkan pada pemulihan infrastruktur sekolah yang rusak, penyediaan tempat tinggal sementara, serta pembangunan kembali rumah-rumah warga.

Secara total, 21 sekolah dan unit pendidikan berhasil dipulihkan di Provinsi Manabí, Esmeraldas, Guayas, Pichincha, dan Los Ríos. Upaya ini langsung dirasakan oleh lebih dari 11.800 orang, termasuk tenaga pengajar dan orang tua siswa. Kapasitas sekolah pun turut diperluas.

Pemulihan ini juga dilengkapi dengan program kesehatan psikososial di setiap pusat pendidikan. Lebih dari 24.700 orang menerima pendampingan psikologis melalui asesmen emosional, penguatan ketahanan komunitas pendidikan, dan pendampingan keluarga. Tujuannya untuk meringankan trauma serta membuka jalan menuju pemulihan batin yang efektif.

Meski pemulihan fisik berjalan, upaya mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkualitas tetap dilanjutkan. Fe y Alegría (FyA), yang telah hadir sejak 1964, dan Jesuit Refugee Service (JRS) atau Layanan Jesuit untuk Pengungsi, yang berdiri sejak 2000, menjadi bagian penting dalam misi ini.

FyA saat itu melayani anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus di pusat-pusat pendidikan dasar di beberapa kota di Ekuador, seperti Quito, Guayaquil, dan Santo Domingo. Selain itu, mereka juga mendirikan Pusat Pelatihan Kerja di Guayaquil, Manta, dan Portoviejo untuk mendukung para remaja (antara usia 15 hingga 18 tahun) dalam memasuki dunia kerja, khususnya yang sedang bersekolah di 19 pusat pendidikan Fe y Alegría Ekuador. Mereka juga memberikan dukungan kepada Fe y Alegría Ekuador dalam memperluas cakupan dan meningkatkan penawaran pendidikan di pusat-pusat mereka.

Di sisi lain, kerja sama dengan JRS difokuskan pada integrasi sosial para pengungsi di Esmeraldas dan Pichincha. Anak-anak dan remaja yang hidup dalam situasi mobilitas manusia dibantu mendapatkan akses pendidikan yang layak. Proyek-proyek advokasi pun dijalankan guna memperjuangkan hak-hak dasar kelompok terdampak tersebut.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |