Liputan6.com, Teheran - Warga Teheran telah meninggalkan ibu kota Iran dalam jumlah besar karena menghadapi pemboman Israel. Kepergian orang-orang itu pada satu waktu menyebabkan kemacetan lalu lintas yang sangat parah di jalan utama menuju utara, menurut konten media sosial yang diunggah pada hari Senin (16/6).
Gambar yang diverifikasi oleh AFP, seperti dikutip Selasa (17/6/2025), diambil oleh pengguna media sosial dari jalan layang dan menunjukkan lalu lintas yang hampir tidak bergerak di jalan raya Teheran menuju utara dengan hampir tidak ada kendaraan di jalur yang berlawanan.
Israel pada hari Jumat (13/6) meluncurkan kampanye udara mendadak yang menargetkan lokasi-lokasi di seluruh Iran, dengan mengatakan serangan itu bertujuan untuk mencegah musuh bebuyutannya memperoleh senjata atom -- tuduhan yang dibantah Teheran.
Serangan Israel sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 224 orang, termasuk komandan militer tinggi, ilmuwan nuklir, tetapi juga warga sipil, menurut otoritas Iran.
Iran melancarkan serangan balasan terhadap Israel yang sejauh ini telah menewaskan 24 orang, menurut otoritas Israel.
Antrean Panjang Mobil, Warga Teheran Mengungsi Massal Akibat Serangan Israel
Pihak berwenang Iran telah menutup wilayah udara sipil hingga pemberitahuan lebih lanjut karena serangan Israel, sehingga hanya jalur darat yang menjadi satu-satunya jalan keluar dari Teheran yang menjadi fokus utama serangan Israel.
Israel juga telah memperingatkan warga Iran untuk menjauh dari infrastruktur militer apa pun di kota tempat pasukan keamanan mempertahankan kehadiran besar-besaran, baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Video yang direkam di dalam Iran dan diunggah oleh saluran TV berbahasa Persia yang berbasis di luar negeri, seperti Iran International dan Manoto, serta blogger yang banyak diikuti termasuk Vahid Online, menunjukkan antrean panjang mobil yang nyaris tak bergerak saat mereka mencoba meninggalkan Teheran.
Kemacetan sepertinya terpusat di Jalan Raya 49 yang menghubungkan Teheran dengan Chalus di Laut Kaspia di Provinsi Mazandaran.
Wilayah tersebut, sekitar 150 kilometer (90 mil) di utara Teheran dan biasanya ditempuh dalam waktu tiga jam perjalanan bahkan pada waktu normal karena jalan pegunungan, sejauh ini sebagian besar terhindar dari kemacetan.
Wilayah ini populer di kalangan warga Teheran karena iklimnya yang sejuk, dengan banyak yang memiliki rumah liburan di sana.
Antrean Kendaraan di Pom Bensin
Sementara itu, media berbahasa Persia juga mengunggah gambar ratusan mobil yang berjejer di jalan di luar stasiun pengisian bahan bakar di Teheran dan kota satelitnya Karaj, dengan mengatakan bahwa mereka sedang mengisi bensin sebelum melakukan perjalanan jauh ke luar kota.
Meskipun perjalanan udara tidak memungkinkan, secara teori warga Iran masih dapat melintasi perbatasan melalui darat untuk pergi ke luar negeri.
Rekaman yang diunggah di media sosial, yang belum diverifikasi oleh AFP, menunjukkan ratusan orang mengantre di titik penyeberangan Bazargan di Iran barat dengan Turki yang dekat dengan Kota Dogubayazit di Turki timur.
Israel Keluarkan Peringatan Evakuasi bagi Warga Ibu Kota Iran
Sebelumnya, pasukan Israel pada Senin (16/6/2025) mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga di wilayah yang cukup luas di Teheran, Iran, memperingatkan mereka tentang kemungkinan pengeboman terhadap infrastruktur militer di wilayah tersebut.
Peringatan tersebut berasal dari unggahan akun juru bicara militer Israel untuk urusan Arab Kolonel Avichay Adraee.
Unggahan Adraee di media sosial menyertakan sebuah peta yang menunjukkan wilayah besar di Distrik 3 Teheran bagian utara yang diarsir (diwarnai) merah, dengan cara yang sama seperti dia biasanya menyajikan perintah evakuasi bagi warga Palestina di Gaza. Demikian seperti dilansir The Guardian.
"Warga yang terhormat, demi keselamatan Anda, mohon segera tinggalkan wilayah yang ditandai di Distrik 3 Teheran," demikian pesan tersebut dalam bahasa Persia.
"Dalam beberapa jam ke depan, tentara Israel akan menyerang infrastruktur militer rezim Iran di wilayah ini, seperti yang telah dilakukan dalam beberapa hari terakhir di Teheran. Kehadiran Anda di area ini membahayakan nyawa Anda."