Pesawat Antariksa Era Soviet Diperkirakan Akan Jatuh ke Bumi

1 day ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Satelit Kosmos 482 diperkirakan akan jatuh tak terkendali ke bumi dalam beberapa hari mendatang. Wahana antariksa ini merupakan pesawat ruang angkasa antarplanet era Soviet yang diluncurkan pada 31 Maret 1972 dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan.

Kosmos 482 awalnya dirancang sebagai bagian dari program Venera yang ambisius. Tujuan utama misi ini adalah mengirimkan pesawat ruang angkasa menuju planet Venus.

Pesawat luar angkasa dengan berat sekitar 495 kilogram ini adalah cadangan dari misi Venera 8. Sebelumnya, Venera 8 berhasil diluncurkan pada 27 Maret 1972 dan mencapai Venus dengan sukses pada Juli tahun yang sama.

Namun, peluncuran Kosmos 482 tidak berjalan sesuai rencana. Meskipun tiga tahap awal roket Molniya-M bekerja dengan baik dan berhasil membawa wahana ke orbit rendah bumi.

Tahap terakhir, blok pendorong atas (blok VL), mengalami kegagalan teknis. Akibatnya, pesawat gagal keluar dari orbit bumi dan terjebak di sana selama lebih dari lima dekade.

Melansir laman Live Science pada Selasa (06/05/2025), belum diketahui secara pasti kapan dan di mana wahana antariksa itu akan jatuh. Namun, para ilmuwan memperkirakan re-entry atau masuknya kembali ke atmosfer bumi akan terjadi pada pekan kedua Mei 2025.

Karena tidak memiliki sistem pengendali aktif, wahana ini akan jatuh secara tak terkendali. Hal ini bergantung pada interaksi dengan atmosfer dan gaya tarik gravitasi.

Saat itu, Uni Soviet menyamarkan kegagalan peluncuran dengan memberi nama kode "Kosmos" pada misi yang tidak mencapai target antariksa, termasuk Kosmos 482. Wahana tersebut dilaporkan pecah menjadi empat bagian tak lama setelah peluncuran.

Dua bagian terbakar di atmosfer dalam waktu 48 jam setelah masuk kembali. Namun, dua bagian lainnya diperkirakan adalah modul pendaratan dan blok mesin utama, masih berada di orbit bumi.

Keduanya mengelilingi planet ini dengan jalur yang terus meluruh karena hambatan atmosfer. Ketahanan modul pendaratan Kosmos 482 menjadi hal menarik pagi para ahli astrodinamika.

Dirancang Khusus

Modul tersebut dirancang khusus untuk bertahan dari kondisi ekstrem di permukaan Venus, yang memiliki suhu sekitar 465°C dan tekanan 92 kali lebih besar daripada tekanan di permukaan bumi. Hal ini berarti struktur wahana sangat kokoh dan tahan terhadap panas tinggi, sehingga berpotensi tidak sepenuhnya terbakar saat memasuki atmosfer bumi.

Menurut perhitungan pakar pelacak satelit, jalur orbit Kosmos 482 melintasi beberapa wilayah padat penduduk. Negara-negara seperti Mesir, Suriah, Turkiye, dan Azerbaijan termasuk dalam jalur potensial jatuhnya puing-puing.

Risiko ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi kerusakan atau bahaya keselamatan publik jika modul pendaratan jatuh di daratan atau area permukiman. Dampak energi dari modul yang jatuh bisa signifikan.

Diperkirakan dapat menghasilkan ledakan sekitar 1,1 hingga 1,2 megajoule, yang setara dengan beberapa ratus gram bahan peledak TNT. Meski tidak sebesar ledakan dari rudal atau bom, potensi kerusakan tetap ada, terutama jika puing jatuh di wilayah terbangun.

Berbeda dengan stasiun ruang angkasa Mir yang dikendalikan jatuhnya dan diarahkan menuju Samudra Pasifik, Kosmos 482 tidak memiliki kemampuan manuver atau komunikasi untuk dikendalikan dari bumi. Hal ini menjadikannya salah satu dari sekian banyak objek luar angkasa buatan manusia yang jatuh ke bumi secara acak.

Kejadian ini kembali menyoroti isu sampah antariksa dan pentingnya sistem mitigasi untuk mengurangi risiko jatuhnya benda luar angkasa ke wilayah yang dihuni manusia. Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa akibat jatuhnya puing antariksa, tetapi dengan semakin padatnya orbit bumi dan meningkatnya peluncuran satelit, risiko semacam ini bisa semakin tinggi di masa depan.

(Tifani)

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |