Liputan6.com, Beijing - Sebuah perusahaan di China menjadi sorotan publik setelah mengunggah iklan lowongan kerja dengan daftar fasilitas yang dianggap tidak masuk akal. Dalam iklan tersebut, perusahaan mencantumkan "penggunaan toilet gratis" dan "akses lift gratis" sebagai bagian dari manfaat yang ditawarkan kepada calon karyawan.
Mengutip SCMP, Rabu (14/5/2025), iklan yang muncul pada 29 April itu menjadi viral setelah dibagikan oleh akun media sosial Workplace Slackers, yang memiliki hampir 4,4 juta pengikut. Meskipun nama perusahaan dan jabatan yang ditawarkan tidak disebutkan secara spesifik, lowongan pekerjaan tersebut menarik perhatian karena menampilkan "fasilitas" yang seharusnya menjadi standar di tempat kerja mana pun.
Adapun pekerjaan yang ditawarkan berfokus pada pemrosesan pesanan.
Kandidat diharapkan memiliki ketelitian tinggi, pengalaman relevan, serta mahir menggunakan Excel. Jam kerja yang ditawarkan adalah delapan jam per hari, dengan dua pilihan shift: pukul 09.00–18.00 atau 13.00–22.00, termasuk istirahat selama satu jam.
Gaji bulanan selama masa percobaan ditetapkan sebesar 4.000 yuan (sekitar Rp9,1 juta), dengan empat hari libur setiap bulan dan pembayaran ganda pada hari libur nasional.
Selain toilet dan lift gratis, perusahaan juga mencantumkan "tidak dikenakan biaya listrik saat lembur", "teh sore", "makan malam larut malam", dan "kegiatan membangun tim" sebagai tambahan fasilitas.
Karyawan yang bertahan satu tahun dijanjikan kenaikan gaji dasar sebesar 100 yuan (sekitar Rp229 ribu) per bulan.
Komentar Sinis dari Publik
Daftar manfaat tersebut langsung menuai kritik tajam dan komentar satir dari warganet. Salah satu komentar menyebutkan, "Manfaat seperti toilet dan lift seharusnya standar, bukan fasilitas khusus."
Komentar lain menyindir, "Apakah perusahaan ini mengira dirinya Tuhan atau juru selamat?"
Kritik ini mencerminkan kekhawatiran publik terhadap kondisi kerja di China yang semakin menantang, terutama di tengah ketatnya pasar kerja. Banyak pekerja dihadapkan pada jam kerja panjang, upah rendah, serta minimnya jaminan sosial dan keamanan kerja.
Beberapa industri bahkan masih menerapkan sistem kerja ekstrem 996—bekerja dari pukul 09.00 pagi hingga 09.00 malam, enam hari seminggu. Selain itu, diskriminasi usia juga mempersempit peluang kerja, khususnya bagi mereka yang berusia di atas 35 tahun.
Kondisi ini semakin sulit bagi generasi muda. Pada tahun ini saja, lebih dari 12 juta lulusan baru diperkirakan akan memasuki pasar kerja di China, sementara ketersediaan lapangan kerja tetap terbatas.
Padahal, berdasarkan Undang-Undang Kontrak Kerja di China, jam kerja seharusnya tidak melebihi delapan jam per hari dan rata-rata 44 jam per minggu. Pengusaha juga diwajibkan memberikan jaminan sosial dasar seperti pensiun, asuransi kesehatan, dan tunjangan pengangguran.