Liputan6.com, Abu Dhabi - Sebuah kelompok pemimpin permukiman Israel mengunjungi Uni Emirat Arab dan bertemu pejabat tinggi pemerintah awal pekan ini. Hal ini dilaporkan media Israel.
Situs berita Israel 0404 News pada Kamis (13/3/2025) melaporkan, delegasi pemukim tersebut membahas peluang kerja sama ekonomi, keamanan, dan diplomatik.
Para delegasi termasuk Israel Ganz, ketua Dewan Yesha (sebuah kelompok payung dari dewan-dewan munisipal permukiman di Tepi Barat yang diduduki), Eliram Azoulay dari dewan regional permukiman Hebron Hills, dan CEO Dewan Yesha Omer Rahamim.
Para pemimpin pemukim disebut menghadiri acara buka puasa atau Iftar di kediaman resmi Ali Rashid al-Nuaimi, anggota senior Dewan Nasional Uni Emirat Arab.
Sekitar 700.000 pemukim Israel tinggal di sekitar 300 permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, yang semuanya dibangun sejak Israel menduduki wilayah-wilayah tersebut pada tahun 1967.
"Kunjungan ke Uni Emirat Arab adalah bukti perubahan regional dan kebutuhan akan pemikiran baru," kata Ganz, menurut 0404 News seperti dikutip Middle East Eye.
"Kerja sama antarnegara, berdasarkan saling menghormati dan pengakuan terhadap realitas, adalah cara untuk memperkuat permukiman dan memastikan masa depan yang kuat bagi kedua negara."
Kritik terhadap Otoritas Palestina
Ganz dilaporkan juga berterima kasih kepada al-Nuaimi atas "undangan hangat dan pribadi" serta "keramahan yang luar biasa".
Sementara itu, Azoulay menggambarkan perjalanan ini sebagai langkah signifikan dalam memperkuat permukiman.
"Sangat luar biasa melihat ada pemimpin-pemimpin berani yang ingin mendengar langsung tentang komunitas, kota, dan perkembangan Tepi Barat," ujar Azoulay, menurut Jewish Chronicle.
Dia mengatakan bertemu dengan pemimpin di Uni Emirat Arab yang memiliki pandangan yang sama dalam melawan Hamas, Hizbullah, Ikhwanul Muslimin, dan Iran.
Para pemimpin, menurut Azoulay, juga menyatakan dukungan untuk memerangi sistem pendidikan Otoritas Palestina, yang mempromosikan kejahatan dan kebencian terhadap Yahudi.
Kritik Israel terhadap buku teks Palestina sering merujuk pada pelajaran yang mengajarkan dan mempromosikan kenegaraan dan patriotisme Palestina.