Menkes Budi Sebut 6 RS di Aceh Belum Beroperasi Penuh Imbas Banjir, Termasuk di Aceh Tamiang

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sebagian besar rumah sakit di Aceh sudah bisa beroperasi. Namun, Budi mengungkapkan ada enam rumah sakit di Aceh belum bisa beroperasi penuh.

"Rumah sakitnya kita hidupkan dulu, ini kan ada 18 (unit). Yang bermasalah itu masih yang di Aceh. Kalau di Sumatera Barat sama di Sumatera Utara itu sudah beroperasi semua rumah sakitnya," tutur Budi pada Senin, 8 Desember 2025 di Jakarta.

Budi menyebut rumah sakit yang paling terdampak banjir bandang ada di Kabupaten Aceh Tamiang. Ia pun berharap Instalasi Gawa Darurat (IGD) di RS Aceh Tamiang sudah bisa berfungsi untuk memberikan layanan kesehatan.

"Tapi yang masih sangat ketinggalan itu yang di Aceh Tamiang. Nah, itu diharapkan mulai besok instalasi gawat darurat (IGD)-nya sudah bergerak karena kita prioritasnya IGD-nya dulu, jadi perawatan bisa mengejar, " kata Budi mengutip Antara.

Setelah IGD, terget selanjutnya adalah memperbaiki ruang operasi dan unit hemodialisa untuk menangani pasien cuci darah. "Karena cuci darah itu kalau terlambat bisa berbahaya," katanya.

Budi pun mengatakan tengah mengatur penempatan dokter-dokter magang di Aceh sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto. Aceh, kata Budi, merupakan wilayah yang paling terdampak termasuk para dokter di sana jadi korban.

Kemenkes kan mengatur penempatan dokter-dokter internship yang sudah selesai sekolahnya. Kita akan taruh di sana (Aceh), memang masalahnya kan belum semua (terbuka aksesnya), masih ada tiga kota yang kemarin baru buka, di Gayo Luwes, Bener Meriah, dan Aceh Tengah. Takengon yang belum tersambung jalan daratnya, sehingga agak susah," katanya di Jakarta, Senin.

Ia berharap, daerah-daerah yang masih terisolasi dan sulit diakses dalam waktu dekat bisa segera terhubung agar dokter, obat-obatan, dan layanan kesehatan dapat masuk.

"Kebutuhan dokter-dokter itu, terutama di puskesmas-puskesmas yang dekat dengan pusat-pusat pengungsian, dipastikan harus ada. Sebenarnya bukan hanya dokter, melainkan alat kesehatan juga obat-obatannya karena berdasarkan laporan dari Kementerian Pertahanan, banyak penyakit kulit, diare sama infeksi saluran pernapasan akut (ispa)," ujar dia.

Nantinya, kata Budi, 300 dokter magang disebarkan ke tempat-tempat terdampak bencana di Aceh.