KBRI Teheran Tetapkan Status Siaga 2, Rencana Kontingensi Pelindungan WNI di Iran Disusun

2 weeks ago 23

Liputan6.com, Teheran - Israel mengawali serangan udara terhadap berbagai lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, pada Jumat (13/6), yang kemudian memicu serangan balasan dari Teheran. Serangan dan serangan balasan terus berlanjut sejak saat itu.

Korban pun berjatuhan dari kedua belah pihak, baik sisi Israel maupun Iran.

Terkait peningkatan eskalasi tersebut, KBRI Teheran menyatakan pihaknya sejatinya telah bersiaga jauh sebelum itu.

"Sebelumnya, Kemlu dan KBRI Teheran telah menyusun rencana kontingensi pelindungan WNI di Iran dan telah menetapkan status Siaga 2 sejak bulan Juli 2024," sebut Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) via platform media sosial X MoFA Indonesia @Kemlu_RI yang dikutip Senin (16/6/2025).

"KBRI Teheran mencatat terdapat 383 WNI yang menetap di Iran," imbuh unggahan tersebut.

Bagaimana dengan nasib warga negara Indonesia (WNI) di Iran?

"KBRI Teheran saat ini sedang menjalin komunikasi dengan para WNI di Iran untuk mengetahui kondisi dan keselamatan mereka," jelas Kemlu RI di akun X resminya.

Lebih lanjut, Kemlu RI menyatakan, "Bagi para WNI di Iran yang mengalami situasi kedaruratan agar segera menghubungi hotline KBRI Teheran di nomor +989024668889." 

Militer Iran Peringatkan Warga Israel Segera Tinggalkan Negaranya demi Keselamatan

Sementara itu, Angkatan bersenjata Iran pada Minggu (15/6/2025) juga menyerukan warga Israel agar meninggalkan negara mereka, dengan peringatan bahwa wilayah tersebut mungkin tidak akan layak huni dalam beberapa hari ke depan. Demikian dilaporkan kantor berita Iran, IRNA, seiring berlanjutnya konfrontasi militer antara kedua rival.

"Peringatan bagi kalian dalam beberapa hari mendatang: Tinggalkan wilayah pendudukan karena wilayah itu sudah pasti tidak akan layak huni di masa depan!" kata juru bicara angkatan bersenjata Iran Reza Sayyad seperti dilansir kantor berita Anadolu.

Dia menambahkan, "Berlindung di bawah tanah tidak akan memberikan keselamatan bagi orang-orang Israel."

"Oleh karena itu, kami ingin menegaskan: jangan biarkan rezim kriminal itu menggunakan kalian sebagai tameng manusia," ujar Sayyad.   

Kedutaan Besar AS di Israel Rusak Akibat Serangan Rudal Iran

Serangan balasan Iran ke Israel juga mengenai gedung Kedutaan AS di Tel Aviv.

Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, pada hari Senin (16/6/2025) mengatakan sebuah gedung kedutaan di Tel Aviv mengalami kerusakan kecil akibat serangan rudal Iran di dekatnya, dan melaporkan tidak ada personel AS yang terluka.

Iran melepaskan serangkaian rudal ke kota-kota Israel pada hari Senin (16/6) pagi, setelah Israel menyerang target militer jauh di dalam wilayah Iran, dengan kedua belah pihak mengancam akan melakukan kerusakan lebih lanjut.

Gambar-gambar yang diterbitkan AFP menunjukkan bangunan-bangunan yang hancur di pusat pesisir Tel Aviv, setelah tentara Israel memperingatkan orang-orang untuk berlindung dari rudal Iran yang masuk.

"Ada beberapa kerusakan kecil akibat gegar otak akibat serangan rudal Iran di dekat Cabang Kedutaan di @TelAviv, tetapi tidak ada cedera pada personel AS," kata Huckabee di X.

Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, mengatakan kedutaan AS di Yerusalem akan tetap ditutup pada hari Senin (16/6) karena perintah untuk shelter in place atau berlindung masih berlaku.

Serangan Israel Memicu Pertempuran Paling Sengit dengan Iran

Setelah puluhan tahun permusuhan dan perang proksi, serangan Israel terhadap Iran pekan lalu telah memicu pertempuran paling sengit dan memicu kekhawatiran akan konflik berkepanjangan yang dapat melanda seluruh Timur Tengah.

Israel mengatakan serangannya telah menghantam fasilitas militer dan nuklir serta menewaskan banyak komandan tinggi dan ilmuwan atom.

Namun, seorang pejabat senior AS mengatakan pada hari Minggu (14/6) bahwa Presiden AS Donald Trump meminta Israel untuk mundur dari rencana untuk membunuh pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Sementara itu, Donald Trump telah mendesak kedua kubu yang berseteru untuk "membuat kesepakatan", tetapi mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa "kadang-kadang mereka harus bertarung" terlebih dahulu.

Read Entire Article