Sleep Apnea atau Gangguan Tidur Dapat Sebabkan Disabilitas, Kok Bisa?

2 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta Sleep apnea adalah gangguan tidur yang serius dan dapat menyebabkan disabilitas jika tidak ditangani dengan tepat. Kondisi ini ditandai dengan berhentinya pernapasan sementara atau menjadi dangkal berulang kali selama tidur, mengganggu istirahat dan mengancam kesehatan jangka panjang.

Menurut dr. Jubilette Windy, M.Ked (Paru), Sp.P (Dokter Spesialis Paru & Pernapasan RS EMC Grha Kedoya) dikutip  dari laman EMC (13/5/2025), "Kondisi ini dapat terjadi karena penyumbatan saluran napas (obstruktif) atau gangguan sinyal dari otak ke otot pernapasan (sentral)." Baik sleep apnea obstruktif maupun sentral dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius, mulai dari tekanan darah tinggi hingga penyakit jantung, bahkan meningkatkan risiko disabilitas.

Gejala sleep apnea seringkali tidak disadari pengidapnya, terutama yang terjadi saat tidur. Namun, tanda-tanda seperti mendengkur keras, terbangun tiba-tiba karena sesak napas, dan mengantuk di siang hari, bisa menjadi indikasi adanya masalah. Jika dibiarkan, sleep apnea dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan, bahkan berujung pada disabilitas. "Sleep apnea yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan serius," tambah Windy.

Orang dewasa pada umumnya membutuhkan waktu tidur 7-8 jam pada malam harı untuk mendapatkan kondisi tubuh yang fit. Namun, tak sedikit orang mengalami gangguan susah tidur di malam harı.

Apa Itu Sleep Apnea?

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan terhentinya aliran udara ke paru-paru secara berulang selama tidur. Hal ini menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah dan dapat mengganggu siklus tidur.

Ada tiga jenis sleep apnea, yaitu sleep apnea obstruktif (OSA), sleep apnea sentral (CSA), dan sleep apnea campuran (mixed apnea). OSA merupakan jenis yang paling umum, terjadi ketika saluran udara bagian atas tersumbat sementara selama tidur.

CSA, di sisi lain, terjadi ketika otak gagal mengirimkan sinyal yang tepat ke otot-otot pernapasan, sehingga pernapasan berhenti sementara. Mixed apnea adalah kombinasi dari OSA dan CSA.

Gejala Sleep Apnea yang Perlu Diwaspadai

Gejala sleep apnea dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda umum meliputi mendengkur keras, terengah-engah atau tersedak saat tidur, sering terbangun di malam hari, dan merasa sangat mengantuk di siang hari (somnolen).

Gejala lainnya termasuk sakit kepala di pagi hari, mulut kering saat bangun tidur, sulit berkonsentrasi, perubahan suasana hati, dan gangguan memori. Beberapa penderita juga mengalami nyeri dada di malam hari.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang dengan sleep apnea mengalami semua gejala ini. Beberapa orang mungkin hanya mengalami satu atau dua gejala, sementara yang lain mungkin mengalami banyak gejala.

Penyebab Sleep Apnea

Penyebab sleep apnea bervariasi tergantung pada jenisnya. Untuk OSA, faktor risiko utamanya meliputi obesitas, leher tebal, ukuran lidah besar, amandel besar, dan jenis kelamin laki-laki (lebih sering terjadi pada pria).

Faktor risiko lainnya termasuk usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga sleep apnea, merokok, dan konsumsi alkohol. Sedangkan untuk CSA, faktor risiko meliputi usia lanjut, gangguan jantung, stroke, dan penggunaan obat penenang atau opioid.

Pada beberapa kasus, kombinasi faktor genetik dan lingkungan dapat menyebabkan sleep apnea. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti sleep apnea.

Selain sleep apnea menurut Windy, "ada banyak gangguan pernapasan lain yang dapat memengaruhi kualitas hidup Anda. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan paru rutin." Ditambahkannya, ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan seperti:

  • Merokok
  • Riwayat keluarga dengan penyakit paru
  • Pekerjaan yang terpapar polusi udara
  • Obesitas

Sleep Apnea Bisa Memicu Disabilitas

Sleep apnea yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius yang berujung pada disabilitas. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Selain itu, sleep apnea juga dapat menyebabkan penyakit hati berlemak, gangguan mental seperti kecemasan dan depresi, gangguan kognitif, dan bahkan gangguan pertumbuhan pada anak-anak. Semua komplikasi ini dapat secara signifikan menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan disabilitas.

Karena dampaknya yang luas terhadap kesehatan, penting untuk mendiagnosis dan mengobati sleep apnea sedini mungkin. Pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius dan menjaga kualitas hidup.

Pengobatan dan Pencegahan Sleep Apnea

Pengobatan sleep apnea bergantung pada jenis dan keparahannya. Perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan, berhenti merokok, menghindari alkohol dan obat penenang, serta mengubah posisi tidur (tidur miring) dapat membantu.

Terapi CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) merupakan pengobatan yang paling umum dan efektif untuk OSA. Terapi ini menggunakan alat yang memberikan tekanan udara konstan melalui masker untuk menjaga saluran udara tetap terbuka selama tidur.

Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan yang menghalangi saluran udara, seperti amandel atau tonsil. Terapi lain, seperti perangkat oral atau operasi, mungkin juga direkomendasikan tergantung pada penyebab dan jenis sleep apnea. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat.

Read Entire Article