Liputan6.com, Jakarta - Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 yang jatuh pada 3 Desember 2024 diselimuti kabar duka lantaran seniman lukis difabel, Sadikin, dikabarkan meninggal dunia.
Pria asal Malang ini dikenal sebagai pelukis profesional yang pada 1 Desember 2024 turut memeriahkan rangkaian peringatan HDI di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat.
Penyandang disabilitas daksa itu dipercaya Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) untuk unjuk kebolehan dalam melukis dengan live painting di hadapan para pengunjung.
Menurut rilis resmi Kemensos, Sadikin meninggal dunia di usia 58 tahun pada Senin, 2 Desember 2024 pukul 17.45 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Padahal, pada hari ini, 3 Desember, ia akan merayakan HDI.
Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, M O Royani, mengatakan, Sadikin tiba-tiba jatuh saat sedang berada di lobby hotel tempat ia dan peserta lain menginap. Kementerian Sosial memfasilitasi penginapan para peserta di hotel persis di depan venue HDI, yaitu Taman Ismail Marzuki.
“Tadi sekira pukul 16.45 beliau jalan dari TIM. Kebetulan beliau (Sadikin) menginap di hotel persis di seberang TIM. Beliau dengan kawan-kawannya duduk di lobby. Kemudian dari posisi duduk beliau jatuh,” kata Royani, Senin (2/12/2024) malam.
Bertepatan pada Hari Disabilitas Internasional, Liputan6.com meluncurkan Sisi Terang, program baru berupa video dokumenter yang mengangkat beragam tema.
Jenazah Diterbangkan ke Malang Tepat di Hari Disabilitas Internasional
Tim kesehatan Kemensos langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa Sadikin ke IGD RSCM untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun, Tuhan berkehendak lain.
Kemensos kemudian berunding dengan keluarga Sadikin, yaitu istrinya yang mendampingi selama di Jakarta, dan anaknya yang berada di Malang. Keluarga sepakat jenazah akan diterbangkan ke Malang setelah dipulasara.
“Besok pukul 08.30, jenazah akan dipulangkan dengan menggunakan pesawat komersil ke Malang. Pihak Kemensos akan mendampingi proses pemulangan hingga pemakaman,” ujar Royani sembari mengatakan seluruh biaya perawatan di rumah sakit, pemulasaran, pemulangan, dan uang duka ditanggung oleh Kemensos.
Penyandang Disabilitas yang Amat Berbakat
Dikatakan Royani, Sadikin adalah partisipan aktif HDI yang sangat berbakat. Tanpa memiliki tangan, Sadikin mampu menciptakan lukisan indah dengan kaki dan mulutnya.
Sadikin telah memberikan kontribusi luar biasa melalui karya-karya seni. Kehilangan ini tidak hanya dirasakan oleh keluarga dan kerabat dekat, tetapi juga oleh komunitas seni serta keluarga besar Kemensos.
“Bahkan salah satu lukisannya sudah dibeli oleh Ajik, pemilik toko oleh-oleh terkenal di Bali. Kemudian hari ini beliau menyelesaikan dua buah lukisan lagi,” kata Royani.
Sempat Lahirkan Karya Bernilai Ratusan Juta
Seperti disampaikan Kemensos, Sadikin adalah salah satu seniman yang karyanya ditampilkan di HDI 2024.
Pelukis impersionis itu sempat menyampaikan rasa bangga dan gembiranya saat mendengar Kemensos meluncurkan e-katalog untuk menghimpun dan menjual karya lukis seniman disabilitas seluruh Indonesia.
“Sangat bangga dan gembira sekali dari Kemensos bisa memunculkan karya-karya di e-katalog. Dan saya ikut bersuka ria karena Kemensos bisa care kepada masyarakat," katanya.
Sebagai anggota Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) sejak 1989, Sadikin telah membawa karya-karyanya ke panggung internasional, seperti Swiss, Jerman dan daratan Asia. Salah satu lukisannya bahkan pernah terjual seharga Rp825 juta.