Liputan6.com, Jakarta - Bayi prematur rentan mengalami disabilitas atau lahir dengan penyakit tertentu. Ini bukan satu-satunya tantangan yang mereka hadapi, para bayi kecil juga kerap dihadapkan dengan tak tersedianya air susu ibu (ASI).
Padahal, ASI adalah asupan yang sangat penting bagi bayi prematur agar bisa bertahan hidup dan mencegah terjadinya kondisi yang tidak diinginkan.
Menurut dokter spesialis anak yang mendalami bidang neonatologi, Prof. Rinawati Rohsiswatmo, bayi prematur khususnya yang lahir 28-32 minggu kehamilan (very preterm premature) memiliki risiko besar mengalami Necrotizing Enterocolitis (NEC). Ini adalah gangguan usus yang sangat berbahaya dan sangat sering dialami bayi prematur. ASI adalah satu-satunya asupan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.
“Sayangnya tidak semua bayi prematur bisa tercukupi oleh ASI ibunya tepat setelah kelahiran. Jadi, jika ibu para bayi prematur ini belum dapat memberikan ASI pada bayinya, setiap instalasi NICU yang melayani para bayi prematur harus berperan mengupayakannya,” kata Rinawati dalam peresmian Breast Milk & Enteral Nutrition Center di Gedung Kiara RSCM, Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Sambil menunggu ASI ibu tersedia, sambungnya, salah satu cara adalah dengan memberikan ASI donor. Di Indonesia hal ini belum diterima secara terbuka, sehubungan penerapan anjuran agama tertentu yang perlu memastikan identitas setiap pendonor ASI. Situasi ini menyebabkan layanan ASI donor belum optimal dilakukan di fasilitas kesehatan Indonesia.
Mengharukan, Bayi Prematur Sapa Ibunya
Permudah Bayi Prematur Dapatkan ASI dari Donor
Hal ini melatarbelakangi peluncuran RSCM Breast Milk & Enteral Nutrition Center. Sebuah fasilitas lengkap yang didedikasikan sebagai pusat penyimpanan dan pengolahan ASI dan layanan nutrisi enteral.
Keberadaan fasilitas ini bertujuan meningkatkan kualitas perawatan bayi dengan memastikan akses terhadap ASI, baik dari ibu maupun donor, berlangsung dengan aman.
ASI dari donor dipastikan melewati skrining dan proses pasteurisasi sebelum diberikan kepada bayi. Selain penyimpanan dan pemrosesan ASI, pusat ini juga mempersiapkan nutrisi enteral khusus bagi bayi yang sulit minum atau memiliki masalah saluran cerna sehingga meningkatkan angka kesintasan bayi di seluruh usia kehamilan.
Kenapa Fasilitas Penunjang Donor ASI Penting?
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama RSCM, dr. Supriyanto Dharmoredjo, menyatakan bahwa fasilitas ini merupakan salah satu penunjang yang penting untuk dikembangkan. Mengingat prevelensi kelahiran prematur di Indonesia adalah 15 persen dari seluruh kelahiran.
Hal ini menyebabkan Indonesia didaulat sebagai negara di posisi ke-5 tertinggi di dunia dalam hal kelahiran prematur.
Maka dari itu, keberadaan Breast Milk & Enteral Nutrition Center dinilai penting. Saat ini fasilitas tersebut sudah memiliki kapasitas pasteurisasi ASI donor yang baik, yaitu 1.5 L dalam satu siklus proses.
Kesiapan fasilitas ini beroperasi merupakan hasil kerja sama RSCM dengan Pigeon Corporation, sebuah perusahaan yang berdedikasi untuk melayani kebutuhan ibu, bayi dan keluarga sejak tahun 1957.
Pigeon Corporation memiliki tujuan mewujudkan dunia yang lebih ramah bayi dengan memahami dan memenuhi kebutuhan unik bayi, termasuk bayi prematur dan bayi yang lahir dengan kondisi medis.
Senior Managing Officer Pigeon Corporation, Yusuke Nakata, mengatakan bahwa pihaknya mendukung program menyusui. ASI bukan sekadar makanan tetapi kehidupan. Memberikan ASI pada bayi prematur mempunyai tantangan tersendiri, tidak mudah, tetapi ASI adalah harapan untuk bayi-bayi kecil itu.
ASI Bantu Perkembangan Kognitif dan Saraf Bayi
Mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli neonatologi di 3 universitas besar Italia, Milan, Turin dan Roma, dan telah dipublikasikan di Frontier Volume 11 – 2023, ASI mengandung banyak faktor bioaktif. Termasuk imunoglobulin, laktoferin, lisozim, dan sitokin, yang berkontribusi pada sistem kekebalan bayi dan memberikan perlindungan dari infeksi.
Faktor-faktor ini sangat penting bagi bayi prematur, yang memiliki sistem kekebalan yang belum matang dan lebih rentan terhadap infeksi.
Penelitian itu menyebutkan, pemberian ASI telah dikaitkan dengan peningkatan hasil kognitif dan perkembangan saraf pada bayi.
Ketersediaan ASI, terutama untuk bayi prematur yang lahir dengan berat badan sangat rendah, merupakan sebuah tantangan. Di berbagai layanan kesehatan, bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin tidak memiliki akses ke ASI dalam jumlah cukup. Sehingga dapat menghambat perkembangan mereka.
Kondisi inilah yang membuat RSCM merasa perlu mengembangkan Breast Milk & Enteral Nutrition Center sebagai bagian dari perawatan neonatal yang komprehensif.