Seberapa Akurat Film Conclave Gambarkan Prosesi Pemilihan Paus?

1 day ago 12

Liputan6.com, Vatican City - Proses pemilihan paus baru akan dimulai pada 7 Mei, dua minggu setelah wafatnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun.

Di tengah perhatian dunia terhadap konklaf yang akan datang, film "Conclave" yang dibintangi Ralph Fiennes kembali menjadi sorotan. Namun, seberapa akurat film tersebut menggambarkan prosesi tersebut?

Mengutip Al Jazeera, Selasa (6/5/2025), disebutkan bahwa film "Conclave" mengikuti kisah fiksi Kardinal Thomas Lawrence, dekan Dewan Kardinal, yang memimpin konklaf setelah wafatnya Paus. Sepanjang proses pemilihan, terungkap berbagai skandal dan rahasia yang melibatkan kardinal kandidat.

Meskipun "Conclave" mendapat pujian karena menampilkan prosedur pemilihan secara cukup realistis, film ini juga mengambil sejumlah kebebasan naratif yang tidak sesuai dengan hukum kanonik Gereja Katolik.

Secara visual dan prosedural, "Conclave" cukup akurat dalam menggambarkan jalannya pemilihan Paus.

Seperti dalam kehidupan nyata, para kardinal berkumpul di Kapel Sistina di Vatikan dan mengikuti prosedur ketat, termasuk pemungutan suara rahasia dan pembakaran surat suara yang menghasilkan asap berwarna—hitam jika belum ada Paus terpilih, putih jika telah terpilih.

Film ini juga menggambarkan bahwa dibutuhkan tiga hari bagi para kardinal untuk mencapai konsensus dua pertiga suara, sesuai dengan tren historis. Dalam 100 tahun terakhir, konklaf umumnya berlangsung antara tiga hingga empat hari, dan tidak pernah melebihi satu minggu sejak tahun 1831.

Adapun konklaf 2025 akan diikuti oleh 133 kardinal dari 71 negara. Dua kardinal lain yang memenuhi syarat usia tidak dapat hadir karena alasan kesehatan.

Pelanggaran Aturan oleh Karakter Utama

Namun, film "Conclave" disebut mulai menyimpang dari cerita asli ketika Kardinal Lawrence digambarkan menerima informasi dari luar konklaf—sesuatu yang sangat dilarang. Dalam aturan Gereja, para kardinal yang mengikuti konklaf dikarantina total dan tidak boleh menggunakan telepon, televisi, atau berkomunikasi dengan dunia luar.

Dalam film, Lawrence menerima kabar tentang ledakan di Roma dan meminta seorang Monsinyur untuk menyelidiki sejarah medis dan pertemuan rahasia paus sebelumnya. Praktik semacam ini merupakan pelanggaran serius terhadap kerahasiaan konklaf.

Plot lain yang tak realistis adalah kemunculan mendadak seorang kardinal in pectore—istilah untuk kardinal yang diangkat secara rahasia oleh Paus. Dalam film, kardinal tersebut diizinkan ikut memilih meski namanya tidak pernah diumumkan semasa hidup paus.

Faktanya, menurut hukum kanonik, jika paus meninggal sebelum mengungkap identitas kardinal in pectore, maka status kardinal tersebut otomatis batal. Meski penunjukan ini mungkin dibuat demi keamanan politik di negara tertentu, kardinal in pectore tidak berhak ikut dalam konklaf jika identitasnya tidak diumumkan sebelum wafatnya Paus.

Paus Yohanes Paulus II pernah menunjuk empat kardinal in pectore, namun hanya tiga yang diumumkan. Penunjukan keempat tidak berlaku karena tidak pernah dipublikasikan sebelum beliau wafat pada 2005.

Politik dalam Prosesi Pemilihan Paus

Dalam film, dua kardinal yang menjadi kandidat kuat—Joshua Adeyemi dan Joseph Tremblay—gagal terpilih karena terbongkarnya masa lalu mereka. Realitanya, upaya untuk mengungkap skandal seperti ini lebih mungkin terjadi sebelum konklaf dimulai, saat para kardinal berkumpul dalam kongregasi umum.

Memang, politisasi dan manuver antar kardinal bukan hal asing. Kardinal akan berusaha memastikan bahwa kandidat dengan reputasi buruk tidak terpilih.

Hal ini juga terjadi dalam sejarah nyata, seperti saat Paus Fransiskus (saat itu Kardinal Jorge Mario Bergoglio) menjadi sasaran rumor tentang kondisi kesehatannya. Ia kemudian menjelaskan bahwa sebagian paru-parunya telah diangkat akibat infeksi saat muda.

Contoh lainnya adalah kasus Kardinal Angelo Becciu yang kehilangan hak dan privilese sebagai kardinal setelah tersandung kasus keuangan, namun sempat mengklaim tetap dapat memilih paus. Surat dari Paus Fransiskus akhirnya menegaskan bahwa Becciu tidak boleh ikut serta.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |