IAEA: Perisai Chernobyl Tak Lagi Mampu Menahan Radiasi Usai Serangan Drone

1 week ago 20

Liputan6.com, Kyiv - Perisai pelindung yang dibangun di sekitar lokasi bencana nuklir Chernobyl di Ukraina tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menahan limbah radioaktif akibat serangan drone awal tahun ini. Demikian menurut Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

"New Safe Confinement (NSC) di Chernobyl, yang rusak parah oleh serangan drone pada bulan Februari, telah kehilangan fungsi keselamatan utamanya, termasuk kemampuan penahanannya," kata IAEA dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (5/12/2025).

Ukraina menuduh Rusia melakukan serangan pada 14 Februari di Chernobyl, namun Kremlin membantahnya.

"Serangan itu mengenai NSC, memicu kebakaran dan merusak pelindung luar di sekelilingnya," sebut IAEA.

Badan pengawas nuklir tersebut merekomendasikan renovasi besar-besaran pada struktur baja raksasa itu, yang dipasang beberapa tahun lalu untuk memungkinkan operasi pembersihan dan memastikan keselamatan lokasi itu hampir empat dekade setelah kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir terburuk dalam sejarah.

"Perbaikan sementara yang terbatas telah dilakukan pada atapnya, tetapi pemulihan yang cepat dan menyeluruh tetap penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan memastikan keselamatan nuklir jangka panjang," tutur Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi.

Grossi menambahkan bahwa tidak ada kerusakan permanen pada struktur penopang beban atau sistem pemantauan NSC. IAEA yang memiliki kehadiran permanen di lokasi tersebut, tegas Grossi, akan terus melakukan segala yang bisa dilakukan untuk mendukung upaya memulihkan keselamatan dan keamanan nuklir sepenuhnya.

Apa itu NSC?

Ini bukan pertama kalinya Chernobyl menjadi sorotan selama perang Rusia yang hampir empat tahun di Ukraina. Pasukan Rusia merebut pembangkit listrik nuklir itu dan wilayah di sekitarnya pada hari-hari awal invasi besar-besaran Moskow, menguasai pembangkit tersebut pada Februari 2022 dan menyandera para stafnya. Mereka meninggalkan pembangkit itu dan mengembalikan kendali kepada personel Ukraina sekitar sebulan kemudian.

NSC adalah struktur baja raksasa berbentuk lengkungan yang dibangun di lokasi Chernobyl untuk menutupi reaktor No. 4 yang hancur dan menahan material radioaktifnya.

Sebagai struktur darat bergerak terbesar di dunia, bangunan kolosal itu merupakan pencapaian monumental dalam bidang teknik. Dibangun pada 2010 dan selesai pada 2019, struktur ini dirancang untuk bertahan 100 tahun dan telah memainkan peran penting dalam mengamankan lokasi itu.

Proyek ini menelan biaya 2,1 miliar euro dan didanai oleh kontribusi dari lebih dari 45 negara donor dan organisasi melalui Chernobyl Shelter Fund, menurut Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan, yang pada 2019 memuji proyek tersebut sebagai kolaborasi internasional terbesar yang pernah ada di bidang keselamatan nuklir.

Pada 26 April 1986, sebuah ledakan menghancurkan reaktor No. 4 di Chernobyl, yang saat itu berada di bawah Uni Soviet. Peristiwa ini melepaskan materi radioaktif ke wilayah yang sangat luas, mencakup Ukraina, Belarus, Rusia, dan daerah lain yang lebih jauh.

Menurut IAEA dan Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari 30 orang tewas di kota terdekat, Pripyat, Ukraina, dan banyak orang lainnya mengalami berbagai gejala akibat paparan radiasi sejak saat itu. Hingga kini, angka cacat lahir dan kasus kanker di antara penduduk yang tinggal di area terpapar radiasi masih tetap tinggi.

Read Entire Article