Liputan6.com, Vatican City - Konklaf yang akan digelar pada 7 Mei 2025 untuk memilih penerus Paus Fransiskus mencatat sejarah dengan keikutsertaan 23 kardinal dari Asia—jumlah tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah Gereja Katolik.
Saat ini terdapat 37 kardinal asal Asia, namun hanya 23 yang memenuhi syarat usia untuk memberikan suara. Sebanyak 14 lainnya telah melewati batas usia 80 tahun yang ditetapkan Gereja untuk pemilih dalam konklaf.
Mengutip UCA News, Selasa (5/5/2025), tiga dari kardinal Asia tersebut—Baselios Cleemis dari India, Malcolm Ranjith dari Sri Lanka, dan Luis Antonio Tagle dari Filipina—pernah mengikuti konklaf 2013 yang memilih Paus Fransiskus. Ketiganya merupakan penunjukan dari Paus Benediktus XVI dan menjadi saksi transisi penting dalam sejarah kepemimpinan Gereja.
Namun tidak semua kardinal yang berasal dari wilayah Asia merupakan warga negara Asia. Kardinal Giorgio Marengo (Mongolia) dan Pierbattista Pizzaballa (Yerusalem) adalah warga negara Italia, sementara Kardinal Dominique Joseph Mathieu (Teheran, Iran) adalah warga negara Belgia.
Satu-satunya perwakilan dari Irak adalah Kardinal Louis Raphaël Sako, tokoh penting dalam Gereja Katolik di negara yang dilanda konflik itu.
Kardinal India Paling Banyak
India menjadi negara Asia dengan jumlah peserta terbanyak dalam konklaf, yakni empat kardinal. Keempatnya mencerminkan keberagaman Gereja Katolik di India. Kardinal Baselios Cleemis dan George Jacob Koovakad berasal dari negara bagian Kerala, namun berasal dari dua ritus Timur yang berbeda—Cleemis dari Gereja Syro-Malankara dan Koovakad dari Gereja Syro-Malabar.
Sementara itu, Kardinal Filipe Neri Ferrao berasal dari Goa yang memiliki warisan Latin-rite dari misi Portugis abad ke-16, dan Kardinal Anthony Poola merupakan kardinal pertama dari komunitas Dalit yang secara historis termarjinalkan dalam sistem kasta Hindu.
Filipina, negara mayoritas Katolik terbesar di Asia dengan 92 juta penganut, mengirim tiga kardinal: Luis Antonio Tagle, Jose Advincula, dan Pablo David Virgilio. Ini menjadi jumlah tertinggi dalam sejarah partisipasi Filipina dalam konklaf, menandai meningkatnya peran negara itu dalam peta Katolik global.
Di kawasan Asia Tenggara, total sembilan kardinal akan hadir—meningkat drastis dibanding hanya dua pada konklaf 2013.
Jepang akan diwakili dua kardinal: Thomas Aquino Manyo Maeda dan Tarcisio Isao Kikuchi. Sementara itu, masing-masing satu kardinal berasal dari Indonesia, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Timor Leste. Vietnam tidak memiliki perwakilan dalam konklaf kali ini.
Tiga negara Asia lainnya— China (Hong Kong), Korea Selatan, dan Mongolia—masing-masing mengirim satu kardinal. Sri Lanka dan Pakistan juga memiliki satu perwakilan.
Secara keseluruhan, dari total 135 kardinal yang akan memilih paus baru, 23 di antaranya berasal dari Asia—sekitar 17 persen dari total pemilih.
Afrika mengirimkan 18 kardinal (13,3 persen), sementara Oseania memiliki empat wakil (3 persen). Meski demikian, Eropa masih mendominasi dengan 39 persen dari total pemilih. Amerika Utara berkontribusi sekitar 12 persen.
Konklaf ini diperkirakan akan menjadi yang paling beragam secara geografis dalam sejarah Gereja Katolik. Para pengamat menilai, kehadiran besar dari Asia dan Afrika menunjukkan pergeseran nyata dalam arah Gereja Katolik global yang tidak lagi terpusat di Eropa, tetapi semakin mencerminkan wajah umat Katolik yang majemuk di seluruh dunia.