Cegah Disabilitas, Balita Berhak Dapatkan Pemeriksaan Hipotiroid Kongenital dalam Skrining Ulang Tahun

1 month ago 39

Liputan6.com, Jakarta + Salah satu kondisi yang bisa menyebabkan disabilitas pada bayi adalah hipotiroid kongenital.

Hipotiroid kongenital adalah kondisi di mana fungsi kelenjar tiroid pada bayi menurun atau berkurang. Secara umum bayi tidak menunjukkan adanya gejala penyakit hipotiroid kongenital. Maka dari itu, bayi yang baru lahir perlu mendapatkan skrining hipotiroid kongenital.

Skrining dapat membantu orangtua menemukan masalah kesehatan pada bayinya sehingga dapat melakukan penanganan sesegera mungkin. Masalah hipotiroid kongenital yang ditangani sejak dini dapat meminimalisasi risiko disabilitas pada anak.

Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan RI akan meluncurkan program skrining ulang tahun. Ini adalah pemeriksaan kesehatan gratis yang dapat diakses oleh seluruh warga Indonesia pada hari ulang tahunnya mulai tahun 2025.

Program ini merupakan hadiah dari negara kepada masyarakat, yang berfokus pada deteksi dini dan pencegahan penyakit sesuai kategori usia.

“Skrining ini adalah hadiah ulang tahun dari negara kepada masyarakat, dilakukan setiap hari ulang tahun untuk memastikan kesehatan terpantau secara dini,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (31/10/2024).

Salah satu sasaran dari skrining ini adalah balita. Menurut Budi, skrining balita difokuskan pada deteksi penyakit bawaan lahir seperti hipotiroid kongenital.

“Yang jika teridentifikasi secara dini, dapat diobati untuk mencegah kematian atau disabilitas,” mengutip laman Kemenkes.go.id, Senin (11/11/2024).

Keterbatasan fisik tidak menghalangi seorang pria asal Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur untuk terus menghasilkan karya. Pria disabilitas ini menyulap bambu menjadi mainan tradisional untuk anak-anak dan menghasilkan pundi-pundi rupiah b...

Skrining pada Golongan Usia Lainnya

Budi menambahkan, program ini berbeda dari skrining Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mencakup 14 jenis penyakit.

Skrining ulang tahun dirancang untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit sesuai golongan usia, dengan tujuan meningkatkan efektivitas deteksi dini dan meminimalkan risiko kematian serta disabilitas.

Selain balita, skrining ulang tahun juga menyasar kelompok usia berikut:

Remaja di Bawah 18 Tahun

Skrining remaja di bawah 18 tahun meliputi pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi. Skrining ini bertujuan mendeteksi masalah kesehatan yang sering muncul pada usia anak hingga remaja.

Skrining Dewasa

Skrining dewasa difokuskan pada deteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, yang merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Indonesia, serta kanker prostat pada laki-laki.

Skrining Lansia

Skrining lansia meliputi pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum terkait penuaan.

Lokasi Skrining dan Mekanisme Pendaftaran

Skrining akan dilakukan di Puskesmas dan sekolah-sekolah sesuai dengan kategori usia yang relevan.

Untuk mendukung pendataan, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

Warga yang berulang tahun cukup mendatangi Puskesmas terdekat dengan membawa identitas, dan petugas akan memverifikasi data berdasarkan basis data kependudukan untuk mengakses layanan ini.

Dengan program ini, Kementerian Kesehatan berharap masyarakat Indonesia dapat memantau kondisi kesehatannya sejak dini, guna menciptakan generasi yang lebih sehat dan tangguh.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |