3 Jenis Bipolar yang Bisa Disandang Seumur Hidup: Kenali Gejala Mania, Hipomania, dan Depresinya

2 months ago 53

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan bipolar adalah kondisi mental kronis yang memengaruhi suasana hati, energi, aktivitas, dan kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari.

Menurut dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater di RS Grha Kedoya, Surilena, terdapat beberapa jenis gangguan bipolar, termasuk Bipolar I, Bipolar II, dan Cyclothymic Disorder.

“Perbedaan utama antara jenis-jenis ini terletak pada intensitas dan durasi episode suasana hati,” kata Surelina mengutip laman EMC, Senin (30/9/2024).

Dia pun menjelaskan soal 3 jenis bipolar tersebut yakni:

Bipolar I

Bipolar I dalam perjalanan penyakitnya dijumpai adanya episode depresi dan episode mania atau hanya episode mania berulang saja.

Gejala mania berlangsung minimal 7 hari penuh secara terus-menerus dan gejala depresi berlangsung minimal 14 hari secara terus-menerus.

Bipolar II

Sementara Bipolar II dalam perjalanan penyakitnya dijumpai adanya episode depresi dan episode hipomania (gejala lebih ringan daripada mania).

“Gejala hipomania berlangsung beberapa hari saja,” ujar Surilena.

Cyclothymic Disorder

Jenis ketiga dari bipolar adalah Cyclothymic Disorder, ini ditandai oleh periode hipomania dan periode depresi yang berlangsung lama sekurang-kurangnya dua tahun.

Sementara pada anak-anak atau remaja periode depresinya dapat mencapai satu tahun. Namun, gejalanya tidak memenuhi kriteria untuk episode hipomania atau depresi utama.

Perasaan yang berubah-ubah jadi salah satu ciri bipolar. Namun ciri-ciri tersebut mirip dengan moody.

Bisa Disandang Seumur Hidup

Sebelumnya, Surilena menjelaskan bahwa bipolar masuk dalam kategori gangguan mental yang biasanya terjadi pada usia remaja dan dewasa muda.

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem yakni episode mania, hipomania, dan depresi.

“Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati. Pengidap gangguan ini bisa merasa sangat gembira atau euforia, kemudian berubah menjadi sangat sedih.”

Gangguan ini dapat disandang seumur hidup sehingga sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gejala Mania dan Hipomania Bipolar

Gejala mania dan hipomania pada pasien bipolar bisa berupa:

  • Peningkatan energi, energik berlebih dan bersemangat, tidak mengenal lelah (overaktif).
  • Kegembiraan berlebihan, euforia atau elasi tanpa alasan yang jelas, sangat bahagia, dan terlalu optimis.
  • Penurunan kebutuhan tidur disebabkan karena energi berlebih, banyak ide dan bergerak, tidak perlu banyak tidur dan selalu merasa segar.
  • Berbicara cepat dan banyak disertai euforia dan ide-ide (isi pikiran) yang berganti-ganti dengan cepat topik atau temanya.
  • Mengalami gangguan konsentrasi, sulit fokus pada satu hal karena pikiran mereka melompat-lompat.
  • Adanya impulsivitas, mengambil keputusan berperilaku dan berbicara tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, seperti belanja berlebihan, perilaku seksual berisiko, atau investasi yang buruk, dan lain-lain.

“Gejala hipomania lebih ringan dan umumnya tidak memerlukan rawat inap (rasa senang, happy berenergi lebih hanya terjadi beberapa hari saja) di antara episode depresi,” jelas Surilena.

Gejala Depresi pada Pasien Bipolar

Sementara, gejala depresi yang dapat timbul pada pasien bipolar adalah:

Perasaan sedih yang mendalam, merasa sangat sedih, kosong, putus asa atau pesimis hampir sepanjang hari. Sering dapat berupa mood sensitive, mudah marah, dan labil.

  • Kehilangan minat, hilang minat pada hampir semua aktivitas yang biasanya dilakukan.
  • Perubahan berat badan, penurunan atau peningkatan berat badan tanpa alasan yang jelas (individual tergantung mekanisme hoping mentalnya).
  • Mengalami masalah tidur, mengalami insomnia atau tidur berlebihan (hipersomnia).
  • Merasa kelelahan, merasakan kelelahan sepanjang hari, energi rendah walau tidak ada aktivitas.
  • Merasa diri tidak berharga, memiliki perasaan tidak berharga, bersalah, berdosa, kesepian, tidak berdaya, terlalu pesimis, dan lain-lain.
  • Sulit untuk konsentrasi, mudah lupa karena terfokus pada problem dan perasaan sedihnya.
  • Ide atau upaya bunuh diri
  • Perilaku selfharm atau menyakiti diri sendiri.
Bakal calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (tengah) bersama Staf Khusus Presiden Bidang Sosial, Angkie Yudistia (kiri) saat kegiatan Jejak Langkah Inklusi RIDO bersama Teman Disabilitas di Halte Transjakarta Tosari, Jakarta, Jumat (13/9/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |