Liputan6.com, Jakarta Indonesia tengah berupaya menciptakan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas. Sejumlah upaya dilakukan, sepertti kerja sama strategis yang baru dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI. Melansir rilis yang diterima Liputan6.com, kolaborasi difokuskan pada peningkatan akses lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BAZNAS dan Kemnaker RI dilaksanakan pada Rabu, 14 Mei 2025, di Gedung Pusdiklat PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Cilegon, Banten. Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Gubernur Banten, Andra Soni, Direktur Utama PT Krakatau Steel, dan perwakilan dari sekitar 200 perusahaan industri di Banten yang berkomitmen mendukung program ini.
Kerja sama yang disepakati mencakup pemberian fasilitas pelayanan penempatan tenaga kerja bagi penyandang disabilitas dan bantuan finansial. Upaya ini selaras dengan Undang-Undang Penyandang Disabilitas Nomor 8 Tahun 2016, khususnya Pasal 53, yang mengatur tentang kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Memberdayakan Penyandang Disabilitas
Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA., menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Noor menekankan pentingnya sinergi antar lembaga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. "Kami mengucapkan terima kasih atas kolaborasi yang telah terjalin, khususnya antara BAZNAS dan Kemnaker. Salah satunya adalah bantuan bagi penyandang disabilitas. Tahun ini, direncanakan sebanyak 1.000 penyandang disabilitas akan menerima bantuan masing-masing sebesar Rp10 juta," kata Noor.
Selain bantuan finansial, BAZNAS juga memiliki program lain untuk pemberdayaan penyandang disabilitas. Salah satunya adalah program magang ke Jepang yang menargetkan 3.000 peserta, masing-masing menerima bantuan Rp26 juta. Tujuannya meningkatkan keterampilan dan peluang kerja bagi penyandang disabilitas.
BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga membuka peluang akses ke pelatihan dan kesempatan kerja yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan kesetaraan dan keadilan sosial bagi semua warga negara.
Pentingnya Aksesibilitas dan Teknologi
Salah satu tantangan utama yang dihadapi penyandang disabilitas adalah aksesibilitas. Keterbatasan akses terhadap informasi, pendidikan, dan pekerjaan seringkali menghambat partisipasi mereka dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan mudah diakses bagi penyandang disabilitas.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki peran penting dalam mengatasi hambatan aksesibilitas. Internet dan berbagai aplikasi digital dapat memberikan akses informasi, pendidikan, dan peluang kerja bagi penyandang disabilitas. Pengembangan teknologi yang inklusif sangat penting untuk memberdayakan penyandang disabilitas.
Pemerintah dan dunia usaha perlu terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi yang ramah disabilitas. Hal ini mencakup penyediaan infrastruktur yang memadai, pengembangan aplikasi yang mudah diakses, dan pelatihan bagi penyandang disabilitas dalam memanfaatkan teknologi. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk memberdayakan penyandang disabilitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Ketenagakerjaan Inklusif
Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli, menyebut program bantuan dan magang ke Jepang sebagai terobosan luar biasa yang dapat mendorong transformasi dari mustahik menjadi muzaki (dari penerima bantuan menjadi pemberi bantuan).
Kemnaker RI akan mendukung penuh upaya kolaboratif bersama BAZNAS, pemerintah daerah, dan dunia usaha. "Kita harus menyelesaikan persoalan ini bersama. Dengan kolaborasi, insya Allah masa depan akan jauh lebih baik," tegasnya.
Kemnaker RI secara aktif mendorong perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas dalam dunia kerja dan mengurangi angka pengangguran di kalangan penyandang disabilitas.
Dukungan Pemerintah Daerah dan Pelaku Industri
Gubernur Banten, Andra Soni, menyampaikan apresiasinya. "Kami menyampaikan terima kasih atas inisiasi kegiatan ini. Kami yakin kegiatan ini akan terus menebarkan semangat dan optimisme bagi penyandang disabilitas untuk mengembangkan keterampilan mereka," katanya.
Pemerintah Provinsi Banten berharap kolaborasi yang dilakukan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan dan kemandirian penyandang disabilitas. Mereka menekankan pentingnya kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas untuk mendapatkan pendidikan layak, bekerja, dan meraih prestasi.
Sejalan dengan itu, sekitar 200 perusahaan di kawasan industri Banten menyatakan akan mempekerjakan penyandang disabilitas. Di antara perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Garuda Daya Pratama Sejahtera, PT YKK, dan PT Modern Industrial.
Partisipasi aktif dunia usaha sangat krusial dalam menciptakan lapangan kerja yang inklusif. Dengan menyediakan kesempatan kerja yang layak, perusahaan tidak hanya membantu penyandang disabilitas, tetapi juga memperkaya keragaman dan inovasi di lingkungan kerja. Semuanya sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan.