Update Gempa Tibet: Korban Tewas Jadi 126 Orang

22 hours ago 3

Liputan6.com, Beijing - Petugas terus mencari korban selamat pasca gempa Tibet yang menewaskan ratusan orang dan merusak lebih dari 1.000 bangunan.

Menurut media pemerintah China seperti dikutip BBC, Rabu (8/1/2025), sedikitnya 126 orang tewas dan 188 lainnya terluka akibat gempa yang mengguncang kaki Pegunungan Himalaya sekitar pukul 09.00 waktu setempat pada Selasa (7/1).

Operasi penyelamatan besar-besaran telah diluncurkan, dengan para penyintas menghadapi suhu yang diperkirakan turun hingga minus 16 derajat Celsius pada malam hari.

Meskipun gempa sering terjadi di wilayah, yang terletak di jalur patahan geologi besar, ini namun gempa pada Selasa merupakan salah satu yang paling mematikan di China dalam beberapa tahun terakhir. Dengan magnitudo 7,1 (versi Survei Geologi Amerika Serikat/USGS) dan kedalaman 10 kilometer, gempa juga dirasakan di Nepal dan sebagian India, yang berbatasan dengan Tibet.

Video yang diterbitkan oleh stasiun penyiaran ChinaCCTV, menunjukkan rumah-rumah hancur dan bangunan-bangunan runtuh di Kota Shigatse, Tibet. Para petugas penyelamat menyusuri reruntuhan dan memberikan selimut tebal kepada penduduk setempat.

Menurut Badan Meteorologi China, suhu di Tingri yang merupakan episentrum gempa, sudah mencapai minus 8 derajat Celsius sebelum malam tiba

Sangji Dangzhi, pemilik supermarket yang rusak, mengatakan kerusakan rumah sangat parah.

"Di sini, rumah-rumah terbuat dari tanah, jadi saat gempa datang banyak rumah yang runtuh," kata Dangzhi, sementara ambulans meraung-raung membawa korban ke rumah sakit sepanjang hari pada Selasa.

Seorang penghuni hotel di Shigatse mengungkapkan kepada media pemerintah China bahwa dia terjaga oleh guncangan hebat.

"Rasanya bahkan tempat tidur terangkat," ujarnya, seraya menambahkan bahwa dia segera menyadari bahwa itu adalah gempa karena Tibet baru-baru ini mengalami beberapa gempa kecil.

Gangguan Infrastruktur dan Gempa Susulan

Baik listrik maupun air dilaporkan terputus di daerah terdampak. Lebih dari 40 gempa susulan terjadi dalam beberapa jam setelah gempa utama. Media pemerintah China melaporkan gempa pada Selasa memiliki magnitudo 6,8.

Jiang Haikun, peneliti di China Earthquake Networks Center, menuturkan meski masih ada kemungkinan gempa magnitudo 5, kemungkinan gempa besar lainnya sangat kecil.

Tingri, yang terletak di kaki Gunung Everest dan menjadi basis populer bagi pendaki, menutup area wisata pada Selasa pagi. Beberapa pengunjung yang berada di area tersebut telah dipindahkan ke luar ruangan demi keselamatan mereka.

Wilayah Shigatse, yang dihuni sekitar 800.000 orang, adalah rumah bagi Panchen Lama, tokoh agama Buddha Tibet yang sangat dihormati dan dianggap sebagai salah satu pemimpin spiritual terbesar setelah Dalai Lama.

Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet yang kini berada di pengasingan, menyatakan keprihatinannya atas bencana ini.

"Saya mendoakan mereka yang meninggal dan berharap pemulihan cepat bagi yang terluka," kata Dalai Lama.

Pemerintah China telah meluncurkan operasi penyelamatan dengan bantuan angkatan udara dan drone ke daerah terdampak. Presiden China Xi Jinping menyerukan upaya pencarian dan penyelamatan secara besar-besaran untuk meminimalkan jumlah korban dan membantu pemulihan kawasan terdampak.

Sementara guncangan kuat terasa di Nepal, tidak ada kerusakan besar atau korban jiwa yang dilaporkan. Seorang pejabat dari Pusat Operasi Darurat Nasional mengatakan hanya ada "kerusakan kecil dan retakan pada rumah".

Wilayah Tibet dan sekitarnya terletak dekat dengan jalur patahan besar antara lempeng tektonik India dan Eurasia, menyebabkan aktivitas seismik sering terjadi. Pada tahun 2015, gempa magnitudo 7,8 mengguncang Nepal, menewaskan hampir 9.000 orang dan melukai lebih dari 20.000 orang.

"Saat gempa terjadi, saya bahkan tidak bisa bergerak," kata Manju Neupane, seorang pemilik toko di Kathmandu. "Hari ini situasinya tidak seseram itu, tapi saya khawatir gempa besar bisa terjadi lagi dan kami akan terperangkap di antara gedung-gedung tinggi."

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |