Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Abdullah Ahmad Badawi meninggal pada Senin (14/4/2025) pukul 19.10 waktu setempat di Institut Jantung Negara (IJN), Kuala Lumpur.
Sebagai PM ke-5 Malaysia, Abdullah menggantikan Mahathir Mohamad. Masa kepemimpinannya berlangsung selama lima tahun, yakni pada Oktober 2003 - April 2009.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyampaikan ungkapan belasungkawa atas meninggalnya Abdullah yang kerap disapa Pak Lah ini melalui akun media sosialnya. Dia menulis:
"Saya baru menerima berita yang amat menyentak jiwa iaitu sahabat saya yang juga mantan Perdana Menteri Malaysia yang kelima Tun Abdullah Ahmad Badawi telah kembali menemui ilahi.
Masih segar di ingatan tatkala kali terakhir menziarahi beliau yang berada dalam keadaan yang sangat uzur lantas meruntun jiwa yang hiba.
Namun saat tangan kami bersentuhan, matanya yang kabur masih memancarkan sinar kasih dan sikap damai yang tidak pernah padam.
Dalam derapan langkah politik yang sering gawat dan menyesakkan, Pak Lah sentiasa menjadi pihak yang menenangkan. Beliau menerima saya dengan penuh adab dan ihsan, meski kami pernah berada di medan politik yang bertentangan. Itulah betapa besarnya jiwa seorang negarawan ulung.
Pak Lah tidak sekadar pemimpin, malah merupakan seorang insan berjiwa besar yang menerapkan naratif baru dalam politik kekuasaan di Malaysia.
Dengan pendekatan Islam Hadhari, beliau menjambatani antara aspek kemajuan dan pembangunan dengan nilai.
Di bawah kepemimpinannya, kita telah menyaksikan reformasi di bidang kehakiman, ketelusan dalam pentadbiran, dan pemerkasaan institusi.
Beliau adalah sosok yang memerdekakan suara rakyat melalui pembukaan ruang media dan penyertaan awam. Pentadbiran beliau berpaksi pada Rancangan Malaysia Kesembilan yang memacu pertumbuhan ekonomi serta memfokuskan pembangunan insan dan di pedesaan.
Namun lebih dari segala pencapaian itu, Pak Lah mengajarkan kita erti kemanusiaan dalam kepemimpinan.
Beliau memimpin dengan wajah yang tidak marah, tangan yang tidak menggenggam kuasa, dan suara yang tidak meninggi meski diasak bertubi-tubi.
Saya masih ingat sewaktu saya sendiri bergelut dalam episod hidup yang gelap dan derita, beliau tidak pernah menambah luka dengan kata-kata nista. Itulah peribadi Pak Lah yang sentiasa memilih damai meski mudah untuk membalas.
Kepada keluarga Tun Jeanne, anakanda Khairy Jamaluddin dan keluarga besar beliau, saya ucapkan takziah setulusnya dari lubuk hati. Seluruh negara turut bersedih atas kehilangan seorang negarawan yang membumi.
Selamat jalan, Pak Lah."
Alami Gangguan Pernapasan
IJN dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan bahwa Abdullah dirawat di IJN sejak kemarin pagi akibat mengalami gangguan pernapasan. Abdullah mendapatkan perawatan intensif di Unit Rawatan Koronari (CCU) di bawah pengawasan ketat tim spesialis jantung IJN.
"Seluruh keluarga besar IJN turut berduka cita yang mendalam. Merawat almarhum di saat-saat terakhirnya merupakan suatu kehormatan bagi kami. Ketulusan dan kerendahan hatinya telah menyentuh banyak staf kami," ungkap CEO IJN Mohamed Ezani Md Taib.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum. Semoga Allah mencucuri rahmat atasnya, Al-Fatihah."
Konsultan kardiologi yang merawat Abdullah sekaligus Ketua Departemen Kardiologi IJN Azmee Ghazi menambahkan, "Tun Abdullah adalah sosok yang penuh ketenangan dan wibawa. Hingga detik-detik terakhir, beliau tetap menunjukkan sikap yang tenang dan penuh kasih. Sungguh suatu kehormatan bagi kami bisa mendampinginya."
Profil Abdullah Ahmad Badawi
Abdullah lahir pada 26 November 1939 di Kampung Perlis, Bayan Lepas, Pulau Pinang atau yang lebih dikenal luas sebagai Penang. Mengutip situs ptab.jpm.gov.my, Abdullah berasal dari keluarga ulama terkemuka di Penang.
Ayahnya adalah Haji Ahmad bin Haji Abdullah Fahim (Ahmad Badawi) atau lebih dikenali sebagai Ahmad Badawi dan ibunya adalah Datuk Khailan binti Haji Hassan. Dia sendiri merupakan anak sulung.
"Beliau mendapat pendidikan awal di Sekolah Kebangsaan Permatang Bertam, Kepala Batas (1947-1950) hingga darjah empat dan kemudiannya meneruskan persekolahannya di Sekolah Tinggi Bukit Mertajam dan di Penang Methodist Boys School, Pulau Pinang untuk pengajian diperingkat Tingkatan Enam. Pada tahun 1957, semasa berada di tingkatan lima beliau telah dilantik sebagai Yang Dipertua Persatuan Pelajar-Pelajar Melayu Pulau Pinang dan Seberang Prai (PPMPPSP)," sebut situs ptab.jpm.gov.my.
"Beliau kemudiannya meneruskan pengajian di Universiti Malaya, amat aktif dalam isu-isu pendidikan orang Melayu, pada tahun 1962 beliau telah dilantik sebagai Presiden Gabungan Pelajar Melayu Semenanjung (GPMS) dan seterusnya pada tahun 1964 beliau telah berjaya memperolehi Ijazah Sarjana Muda Sastera dalam bidang Pengajian Islam."
Abdullah menikah dengan Allahyarhamah Endon Mahmood pada 24 Desember 1940 hingga sang istri meninggal pada 2005. Pada 2007, dia kemudian menikah dengan Jeanne Abdullah.
Sebelum menduduki kursi PM Malaysia, Abdullah menjadi Wakil PM ke-8 Malaysia pada periode 1999-2003.
Kondisi Abdullah Ahmad Badawi Menurun
Abdullah memulai masa jabatannya pada 2003 dengan kampanye pemberantasan korupsi, serta mengusung versi Islam yang moderat, yang menitikberatkan pada kemajuan ekonomi dan teknologi dibandingkan fundamentalisme agama. Namun, dia mendapat kritik dari publik setelah meninjau ulang kebijakan subsidi bahan bakar, yang menyebabkan lonjakan tajam pada harga.
Pada April 2009, Abdullah mengundurkan diri sebagai PM setelah koalisi Barisan Nasional yang berkuasa menderita kekalahan terburuk selama 40 tahun.
Koalisi Barisan Nasional gagal mempertahankan mayoritas dua per tiga di parlemen. Mayoritas dua per tiga penting karena memungkinkan Barisan Nasional mengubah konstitusi atau undang-undang tanpa perlu dukungan partai oposisi.
Selain itu, Barisan Nasional juga kalah di lima negara bagian (dari total 13 negara bagian di Malaysia), sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengunduran diri ini membuka jalan bagi pelantikan wakilnya, Najib Razak, yang kemudian dilantik sebagai perdana menteri ke-6 Malaysia.
Kekhawatiran terhadap kondisi kesehatan Abdullah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada September 2022, Abdullah diumumkan menderita demensia.
"Pengumuman ini dibuat setelah diskusi keluarga," kata menantunya yang juga mantan Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin saat itu seperti dikutip dari CNA. "Karena banyak orang yang menanyakan tentang kondisi kesehatannya."
Khairy menurutkan bahwa Abdullah sudah tidak mengingat nama-nama anggota keluarganya, mengalami kesulitan berbicara, dan juga harus menggunakan kursi roda.