Liputan6.com, Tel Aviv - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan pada Senin (17/2/2025), Hamas harus menyerahkan senjata mereka dan meninggalkan Jalur Gaza. Dia berbicara menjelang pertemuan kabinet untuk membahas fase berikutnya dari gencatan senjata Israel-Hamas.
Smotrich dalam pernyataannya via video menuturkan bahwa dia akan meminta dukungan para menteri mengenai gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Israel, menurutnya, harus mengeluarkan ultimatum yang jelas kepada Hamas: segera bebaskan semua sandera, tinggalkan Jalur dan Gaza pergi negara lain, serta serahkan senjata.
"Jika Hamas menolak ultimatum ini, Israel akan membuka gerbang neraka," kata Smotrich, mengulang ungkapan yang semula dituturkan Trump dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seperti dikutip dari CNA.
Sebagai penentang keras perang berhenti, Smotrich telah mengancam akan keluar dari koalisi pemerintah Netanyahu jika perang tidak dilanjutkan setelah tahap pertama dari gencatan senjata.
Adapun gagasan Trump merelokasi warga Palestina di Jalur Gaza ke negara lain seperti Mesir dan Yordania untuk kemudian mengambilalih Jalur Gaza telah memicu kemarahan internasional.
Smotrich kembali menegaskan dukungannya atas gagasan Trump dengan mengatakan, Israel harus melakukan "penaklukan total" atas wilayah tersebut.
Pengusiran Warga Palestina
Menurut media Israel, kabinet keamanan mengadakan pertemuan pada Senin malam untuk membahas fase kedua dari gencatan senjata rapuh yang dimulai pada 19 Januari.
Perang yang berlangsung lebih dari 15 bulan di Jalur Gaza telah menghancurkan atau merusak lebih dari 69 persen bangunan, membuat hampir seluruh penduduknya mengungsi, dan memicu kelaparan yang meluas.
"Mereka atau kita. Entah kita menghancurkan Hamas atau Hamas yang menghancurkan kita," kata Smotrich.
"Saya menyerukan kepada perdana menteri untuk menyatakan bahwa setelah perang dilanjutkan pasca fase satu, Israel akan, mulai hari pertama, merebut 10 persen dari wilayah Gaza, menetapkan kedaulatan penuh di sana, dan segera menerapkan hukum Israel. Selain itu, harus diumumkan bahwa setelah pertempuran dilanjutkan, seluruh bantuan kemanusiaan akan dihentikan sepenuhnya."
Smotrich lebih jauh mengungkapkan bahwa menurut rencana yang sedang disiapkan warga Jalur Gaza akan diizinkan untuk pergi, namun tanpa kemungkinan untuk kembali.
"Kehilangan wilayah adalah satu-satunya harga mahal yang dipahami musuh kami — satu-satunya hal yang akan membuat mereka menyadari bahwa kami serius," ujar Smotrich.
Sejak fase pertama gencatan senjata dimulai bulan lalu, CBC News menyebutkan bahwa 24 sandera telah dibebaskan sebagai pertukaran lebih dari 1.100 tahanan Palestina.
Dari 251 orang yang disandera dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, yang memicu perang terbaru, 73 di antaranya dilaporkan masih berada di Jalur Gaza, termasuk 35 yang dikatakan militer Israel telah tewas.