Liputan6.com, Washington, DC - India dan Pakistan telah sepakat melakukan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan berlaku segera, mengakhiri hari-hari bentrokan yang meningkat antara kedua kekuatan nuklir, yang sebelumnya memicu kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas.
Gencatan senjata pertama kali diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada Sabtu (10/5/2025) sore, setelah 48 jam diplomasi antara India dan Pakistan, yang dimediasi oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Wakil Presiden AS JD Vance.
Trump, dalam unggahan di platform Truth Social miliknya, mengatakan, "Setelah malam panjang pembicaraan yang dimediasi oleh AS, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan GENCATAN SENJATA PENUH DAN SEGERA. Selamat kepada kedua negara karena menggunakan Akal Sehat dan Kecerdasan Hebat. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!"
Gencatan senjata tersebut kemudian dikonfirmasi oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar yang mengatakan bahwa gencatan senjata akan berlaku dengan segera. Dar dalam pernyataannya kepada GEO News seperti dilaporkan AP menyebut bahwa Arab Saudi dan Turki memainkan peran penting dalam memfasilitasi kesepakatan gencatan senjata.
Sekretaris Luar Negeri India Vikram Misri mengatakan kepala operasi militer dari kedua negara berbicara pada Sabtu sore.
"Telah disepakati di antara mereka bahwa kedua belah pihak akan menghentikan semua penembakan dan aksi militer di darat, udara, dan laut. Instruksi telah diberikan di kedua pihak untuk melaksanakan pemahaman ini," ungkap Misri seperti dikutip dari The Guardian, seraya menambahkan kedua pejabat militer tertinggi akan berbicara lagi pada 12 Mei.
Sementara itu, Rubio mengatakan kesepakatan gencatan senjata ini merupakan hasil dari negosiasi intensif yang dilakukannya bersama Vance dengan perdana menteri India dan Pakistan, Narendra Modi dan Shehbaz Sharif, serta pejabat tinggi lainnya.
"Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa pemerintah India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata segera dan memulai pembicaraan mengenai serangkaian isu yang luas di lokasi netral," kata Rubio di X.
"Kami memuji Perdana Menteri Modi dan Sharif atas kebijaksanaan, kehati-hatian, dan sikap kenegarawanan mereka dalam memilih jalan perdamaian."
Saling Tuduh
Konflik mencapai puncaknya pada Sabtu, ketika kedua negara saling menuduh telah melakukan serangan besar-besaran terhadap instalasi militer satu sama lain.
Menurut versi Pakistan, India lebih dulu melancarkan serangan menggunakan jet tempur dan rudal permukaan-ke-udara yang diarahkan ke tiga pangkalan militer utama: Nur Khan, Murid, dan Shorkot. Serangan ini terjadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat dan sebagian besar rudal diklaim berhasil dicegat sistem pertahanan udara Pakistan. Nur Khan, yang terletak di Rawalpindi dekat Islamabad, mengalami ledakan besar yang memicu kepanikan warga sipil.
Beberapa jam kemudian, Pakistan mengumumkan peluncuran serangan balasan dengan nama Operasi Bunyan Ul Marsoos. Serangan ini menargetkan 26 lokasi di India utara, termasuk pangkalan udara militer Pathankot di Punjab, bandara Srinagar, dan pangkalan udara Udhampur di wilayah Kashmir yang dikuasai India.
India, dalam konferensi pers resmi yang disampaikan oleh Kolonel Sofiya Qureshi, membantah sebagai pihak pertama yang menyerang. Mereka menuduh Pakistan sebagai pihak yang memulai serangan dengan menargetkan pangkalan udara India menggunakan rudal dan drone di waktu yang sama, sekitar pukul 02.00.
Qureshi menyebut serangan Pakistan keji dan pengecut, namun mengklaim bahwa sebagian besar ancaman berhasil dinetralisir, meskipun ada kerusakan di empat pangkalan militer.
Sebagai balasan, India menyatakan telah melancarkan serangan yang terukur dan presisi terhadap sasaran-sasaran militer di wilayah Pakistan.
"Dalam respons yang cepat dan terukur, Angkatan Bersenjata India melakukan serangan presisi hanya pada target-target militer yang telah diidentifikasi," ujar Qureshi.
Dengan masing-masing negara saling menyalahkan, ketegangan kian meningkat, meskipun keduanya menyatakan terbuka untuk de-eskalasi apabila pihak lawan menghentikan serangan terlebih dahulu.
Eskalasi antara India dan Pakistan melonjak setelah serangan mematikan terjadi di wilayah Kashmir yang dikelola India pada 22 April. Dalam insiden tersebut, sekelompok militan membunuh 25 wisatawan Hindu dan seorang pemandu. Pemerintah India menyalahkan kelompok ekstremis yang didukung Pakistan atas serangan ini.
Sebagai balasan, pada Rabu (7/5), India melancarkan serangan rudal ke sembilan lokasi di wilayah Pakistan, menewaskan 31 orang.