Trump Murka Pengiriman Air Force One Molor Bertahun-tahun, Boeing Perbarui Target Jadi 2027

4 hours ago 2

Liputan6.com, Washington, DC - Jet Air Force One baru yang lama tertunda dari Boeing kemungkinan akan dikirim pada 2027 — tepat waktu untuk digunakan oleh Presiden Donald Trump. Demikian menurut seorang pejabat tinggi Angkatan Udara Amerika Serikat (AS).

Meskipun pengiriman itu tetap saja terlambat dari target awal tahun 2022, jadwal baru ini dianggap sebagai kemajuan karena satu hingga dua tahun lebih cepat dibandingkan perkiraan terbaru Boeing sebelumnya.

Trump telah mengungkapkan kemarahannya atas keterlambatan tersebut dan dilaporkan sempat mempertimbangkan membeli jet lain untuk digunakan sementara.

Kabar bahwa pengiriman bisa dilakukan pada 2027 disampaikan pada Rabu lalu oleh Darlene Costello, pejabat sementara kepala akuisisi Angkatan Udara AS saat bersaksi di hadapan Komite Angkatan Bersenjata DPR dalam sidang tentang negosiasi terbaru antara Angkatan Udara dan Boeing.

"Saya tidak bisa menjamin tanggal tersebut, namun mereka menargetkan agar pengiriman dilakukan pada 2027, jika kami bisa mencapai kesepakatan soal perubahan kebutuhan," ungkap Costello seperti dilansir CNN.

Dia merujuk pada persyaratan kontrak yang sedang dilonggarkan demi mempercepat pengiriman—misalnya Angkatan Udara membebaskan Boeing dari beberapa persyaratan keamanan tingkat tinggi bagi para pekerja yang mengerjakan pesawat, yang selama ini dianggap sebagai salah satu penyebab keterlambatan.

Boeing tidak memberikan komentar atas pernyataan Costello.

Menjaga agar Trump dan Angkatan Udara tetap puas sangat penting bagi Boeing, yang menurut laporan keuangan terbarunya, mendapatkan 42 persen pendapatannya dari kontrak dengan pemerintah AS.

Proyek penggantian dua jet Air Force One yang dikerjakan Boeing dengan nilai kontrak USD 3,9 miliar kini menjadi beban besar dan memalukan bagi perusahaan. Sejak menyetujui untuk menanggung semua biaya tambahan, Boeing telah mengalami kerugian hingga USD 2,5 miliar dari program yang disebut VC-25B ini.

Ada berbagai alasan di balik keterlambatan ini. Setelah menandatangani kontrak awal pada 2017, Boeing mulai merombak dua pesawat 747 pada Februari 2020. Pesawat itu awalnya dibangun untuk pelanggan lain yang bangkrut dan tidak pernah menerima pesawatnya — sebuah proses yang, jika dilihat sekarang, ternyata lebih mahal dan memakan waktu dibandingkan jika Boeing membangun dari awal.

Pandemi COVID-19, yang dimulai hanya beberapa minggu setelah proses perombakan dimulai, juga menyebabkan keterlambatan tambahan yang signifikan.

Jet yang Sekarang Digunakan Telah Melayani Enam Presiden

Dua jet yang saat ini digunakan, berkode VC-25A dan membawa nama Air Force One saat presiden berada di dalamnya, telah beroperasi hampir 35 tahun sejak masa Presiden George H.W. Bush. 

"Saya tidak senang dengan fakta bahwa ini memakan waktu begitu lama," kata Trump kepada wartawan di atas Air Force One pada Februari. "Tidak ada alasan untuk itu."

Dia mengatakan tidak akan beralih ke Airbus, pesaing Boeing dari Eropa, namun mempertimbangkan membeli 747 bekas dan meminta perusahaan lain untuk merombaknya jadi Air Force One.

Segera setelah pernyataan Trump tersebut, CEO Boeing Kelly Ortberg mengatakan kepada para investor bahwa dia sangat berkomitmen mempercepat pengiriman. Dia juga memuji saran-saran Elon Musk, yang mengunjungi fasilitas Boeing di Texas pada bulan Desember atas nama Trump.

"Presiden jelas tidak senang dengan waktu pengiriman," kata Ortberg saat itu. "Beliau sudah menyampaikan itu dengan jelas. Elon Musk sebenarnya banyak membantu kami untuk menyelesaikan berbagai persyaratan... supaya kami bisa menyingkirkan hambatan-hambatan yang tidak memberikan nilai tambah, supaya kami bisa bekerja lebih cepat dan presiden bisa segera mendapatkan pesawat itu."

Sebelum menjabat pada 2017, Trump sudah mengeluhkan biaya kontrak Boeing dan mengancam akan membatalkan kesepakatan tersebut. Pada Februari 2018, dia menegosiasikan kontrak baru untuk dua jet Air Force One, yang menurut Gedung Putih saat itu menghemat USD 1,4 miliar bagi Angkatan Udara AS dibandingkan dengan kontrak sebelumnya. Trump kemudian meminta agar pesawat tersebut dikirim pada 2021.

Alternatif sementara: Jet bekas milik Qatar?

The Wall Street Journal, mengutip sumber yang mengetahui situasinya, melaporkan pekan lalu bahwa pemerintah telah memesan kontraktor pertahanan L3Harris untuk merombak sebuah Boeing 747 yang sebelumnya digunakan pemerintah Qatar. Tujuannya adalah agar pesawat tersebut bisa digunakan musim gugur ini sebagai Air Force One. Namun, pemerintah belum mengumumkan kontrak ini secara resmi.

"Tantangan sebenarnya bukan terletak pada pesawat Boeing 747 itu sendiri, melainkan pada bagaimana mengubahnya menjadi pusat komando dan komunikasi udara yang aman bagi presiden Amerika Serikat," kata direktur pelaksana firma konsultan kedirgantaraan AeroDynamic Advisory Richard Aboulafia.

Pesawat ini harus mampu terbang sambil melindungi penumpangnya dari serangan rudal atau bahkan gelombang kejut ledakan nuklir.

"Anda bisa punya pesawat kapan saja," ujar Aboulafia. "Namun, butuh banyak pekerjaan untuk bisa memiliki sistem komunikasi terenkripsi dan mengelola pemerintahan serta militer dari mana pun di dunia dalam kondisi apa pun."

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |