Unik, Insinyur di Singapura Jualan Mi Hokkien yang Dimasak oleh Robot

1 month ago 23

Liputan6.com, Singapura - Seorang insinyur di Singapura yang kini memiliki kedai mi hokkien menawarkan pengalaman kuliner yang tak biasa.

Ang Chip Hong (53) mengoperasikan gerai hawker yang memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pertamanya yang diberi nama Wok AI.

Ang mengundurkan diri dari posisinya sebagai direktur IoT (internet of things) di Singapore Management University (SMU), di mana ia mengawasi penelitian dan pengembangan perangkat IoT.

Dilansir CNA, Jumat (22/11/2024), gerai uniknya yang terletak di Margaret Drive mengandalkan robot koki seharga SGD 14.000 atau sekitar Rp165,3 juta.

Resep Mi Hokkien di kedainya saat ini adalah resep miliknya sendiri.

Ang menginvestasikan SGD 50.000 atau sekitar Rp590 juta untuk membuka gerainya dan berencana untuk membuka lebih banyak outlet di masa depan.

Saat ini, ia memiliki satu staf penuh waktu dan satu paruh waktu yang menjalankan bisnis tersebut sementara ia biasanya datang pagi hari untuk mengawasi segala sesuatunya.

Sejauh ini, ia mengatakan bahwa stafnya tidak mengalami masalah belajar cara menggunakan mesin memasak tersebut.

"Ini terlalu mudah digunakan! Mereka hanya perlu menekan satu tombol, dan semuanya akan berjalan (sendiri) dari sana," serunya.

Banyak Digunakan di Tiongkok

Menurut Ang, mesin yang dapat memasak hingga ribuan hidangan sudah menjadi alat yang banyak digunakan di Tiongkok, terutama di restoran prasmanan.

Penggunaan robot itu mempermudah cara kerja sebuah kedai. Seorang karyawan kios hanya perlu mengikuti instruksi di layarnya dan memasukkan bahan-bahan seperti telur, udang, kaldu, mi, dan daging ke dalam mesin. Robot pun akan mengolahnya hingga selesai.

Meskipun dirinya seorang teknisi, Ang menjelaskan bahwa ia tidak mencoba membuat mesin penggorengan sendiri karena akan terlalu mahal untuk diproduksi di Singapura.

Minatnya Sejak Lama

Meskipun telah mencapai banyak hal di bidang teknologi, Ang mengatakan bahwa industri makanan dan minuman (F&B) selalu menjadi panggilan sejatinya.

Ia sendiri telah belajar memasak sejak usia enam tahun.

"Saya berasal dari latar belakang yang kurang mampu dan memiliki empat saudara laki-laki. Ibu saya selalu sibuk merawat kami sambil bekerja sebagai penjahit, jadi dia tidak punya waktu untuk memasak. Saya sangat suka makan makanan enak, tetapi tidak punya uang untuk membelinya, jadi minat saya dalam memasak dimulai dari situ," katanya.

Resep mi Hokkien di kedainya saat ini adalah resep miliknya sendiri.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |