Liputan6.com, London - Kementerian Pertahanan Inggris sedang mempertimbangkan kemungkinan mengirim pasukan tentaranya ke Ukraina untuk membantu melatih angkatan bersenjata di Kyiv.
Menteri Pertahanan Inggris John Healey telah berada di ibu kota Kyiv untuk membahas rencana itu guna memberikan lebih banyak dukungan kepada Ukraina tahun mendatang.
Ia menolak memberikan rincian rencana tersebut, tetapi sumber pertahanan mengatakan, ia tidak mengesampingkan kemungkinan pengiriman pasukan Inggris ke Ukraina untuk membantu pelatihan, dikutip dari BBC, Kamis (19/12/2024).
Saat ini, Inggris telah melatih pasukan Ukraina di Inggris. Ada juga tim kecil medis Angkatan Darat Inggris yang memberikan pelatihan di Ukraina.
Healey datang ke Kyiv dengan janji dukungan militer tambahan sebesar 225 juta Pound Sterling untuk lebih banyak drone, peluru artileri, dan pertahanan udara.
Ia mengatakan bahwa ia juga telah membahas cara menempatkan Ukraina pada posisi sekuat mungkin untuk tahun mendatang.
Ia menyebut akan melibatkan lebih banyak senjata, lebih banyak pelatihan, dan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.
Sumber pertahanan mengatakan bahwa salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah mengirim pasukan Inggris ke Ukraina untuk membantu melatih pasukan mereka. Berbicara kepada BBC, Healey menolak memberikan rincian.
"Rincian rencana bersama Ukraina kita harus tetap, katakanlah, tidak tersedia bagi Presiden Rusia Vladimir Putin," katanya.dan memastikan Ukraina berada dalam posisi sekuat mungkin," kata juru bicara Downing Street.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ungkap telah memiliki informasi intelijen bahwa sebanyak 10 ribu tentara dari Korea Utara sedang dipersiapkan untuk bergabung dengan pasukan Rusia.
Upaya Donald Trump
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump telah berjanji untuk mencoba mengakhiri perang. Beberapa negara Barat telah membahas bagaimana mereka dapat memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina jika itu terjadi.
Healey mengatakan, dia akan menunggu untuk melihat rencana Trump tetapi menteri pertahanan mengatakan tugas utamanya adalah melakukan segala yang mungkin bagi Ukraina sementara negara itu melanjutkan pertempurannya.
Komentarnya muncul menjelang pertemuan di Brussels pada hari Kamis, yang akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri David Lammy dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, serta perwakilan negara-negara UE dan NATO.
Lammy, sependapat dengan menteri pertahanan, mengatakan diskusi akan difokuskan pada dukungan lebih lanjut apa yang dibutuhkan untuk "menempatkan Ukraina pada posisi sekuat mungkin saat kita menuju dan melewati tahun 2025".
"Sangat penting bagi sekutu di seluruh Eropa untuk meningkatkan dukungan yang mereka berikan kepada Ukraina, pelatihan yang masih diperlukan untuk angkatan bersenjata mereka, keuangan yang masih kita butuhkan dalam jangka panjang, dan kita harus menemukan cara inovatif untuk mendapatkan keuangan tersebut," tambahnya.
Inggris dan anggota NATO lainnya belum mengirim pasukan ke Ukraina atau memberlakukan zona larangan terbang di atas negara tersebut, karena takut terseret ke dalam konflik langsung dengan Rusia. Namun, masing-masing anggota telah memasok senjata dan peralatan.
Situasi di Ukraina juga dibahas ketika Perdana Menteri Sir Keir Starmer berbicara kepada Trump melalui panggilan telepon pada hari Rabu.
"Perdana Menteri menegaskan kembali perlunya sekutu untuk berdiri bersama Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia