Trump Kirim Surat ke Pemimpin Tertinggi Iran, Berharap Bisa Capai Kesepakatan Damai

4 days ago 12

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump mengirimkan surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei yang bertujuan menawarkan kesepakatan baru demi membatasi program nuklir Iran yang semakin berkembang sekaligus menggantikan perjanjian nuklir 2015 (JCPOA) yang ditinggalkan Amerika Serikat (AS) saat masa jabatan pertamanya.

Hal ini terkuak dalam wawancara Trump dengan Fox Business Network yang cuplikannya tayang pada Jumat (7/3/2025). Kantor Khamenei belum mengonfirmasi apakah surat tersebut telah diterima.

Wawancara lengkapnya sendiri akan tayang pada Minggu (9/3).

Tidak jelas bagaimana reaksi pemimpin tertinggi Iran yang berusia 85 tahun itu, terutama mengingat mantan Presiden Barack Obama pernah merahasiakan surat-suratnya kepada Khamenei sebelum negosiasi yang akhirnya menghasilkan JCPOA.

Dalam keterangannya kepada wartawan di Ruang Oval pada Jumat sore, Trump tidak secara langsung menyinggung surat tersebut. Namun, menurut laporan AP yang dikutip Sabtu (8/3), dia memberikan isyarat terselubung tentang kemungkinan tindakan militer, dengan mengatakan, "Kami memiliki situasi dengan Iran, sesuatu akan terjadi segera. Sangat, sangat segera."

"Saya berharap kita bisa mencapai kesepakatan damai," ujar Trump. "Saya tidak berbicara dari posisi kuat atau lemah. Saya hanya mengatakan, saya lebih memilih kesepakatan damai daripada opsi lainnya. Tapi opsi lain itu akan menyelesaikan masalah."

Pendekatan Trump ini terjadi di tengah peringatan dari AS dan Israel bahwa mereka tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir. Ketegangan semakin meningkat karena Iran terus memperkaya uranium hingga mendekati tingkat kemurnian senjata — suatu langkah yang biasanya hanya dilakukan oleh negara-negara yang telah memiliki senjata nuklir.

"Saya telah menulis surat kepada mereka, yang isinya, 'Saya harap Anda akan bernegosiasi karena jika kami harus menggunakan cara militer, itu akan menjadi hal yang buruk'," ujar Trump dalam wawancara dengan Maria Bartiromo untuk Program "Sunday Morning Futures" Fox.

PBB menyambut baik upaya Trump untuk menjalin komunikasi dengan Iran.

"Sebagai prinsip, kami menegaskan kembali bahwa diplomasi tetap menjadi cara terbaik untuk memastikan sifat damai dari program nuklir Iran," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan. "Kami menyambut semua upaya diplomatik menuju tujuan itu."

Promosi 1

Kapan Trump Kirim Surat ke Pemimpin Tertinggi Iran?

Gedung Putih mengonfirmasi bahwa surat Trump kepada pemimpin Iran bertujuan untuk memulai negosiasi baru mengenai program nuklir Iran. Trump menyatakan surat tersebut dikirim pada Rabu (5/3).

"Saya lebih memilih untuk menegosiasikan kesepakatan. Saya tidak yakin semua orang setuju dengan saya, tapi kita bisa membuat kesepakatan yang sama baiknya dengan kemenangan militer," kata Trump dalam wawancara tersebut. "Tapi waktunya sudah dekat. Sesuatu akan terjadi, baik dengan cara ini atau cara lain."

"Kita harus melakukan sesuatu karena kita tidak bisa membiarkan mereka memiliki senjata nuklir," tambahnya.

Trump tidak merinci apa yang ditawarkan kepada Iran dalam surat tersebut. Langkah ini mengingatkan pada upayanya di masa jabatan pertama, ketika dia berkorespondensi dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yang akhirnya mengarah pada pertemuan tatap muka. Namun, upaya itu tidak menghasilkan kesepakatan untuk membatasi program senjata nuklir dan rudal Korea Utara.

Iran sendiri selalu menyatakan bahwa program nuklirnya bertujuan damai.

Sejak Trump kembali ke Gedung Putih, pemerintahannya terus menegaskan bahwa Iran harus dicegah dari memperoleh senjata nuklir. Namun, laporan terbaru dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebutkan bahwa Iran telah mempercepat produksi uranium yang mendekati tingkat kemurnian senjata.

Masa jabatan pertama Trump ditandai dengan hubungan yang sangat tegang dengan Iran. Pada 2018, dia menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015, yang kemudian diikuti oleh sanksi ekonomi yang melumpuhkan Iran.

Iran membalas dengan serangan di laut, termasuk serangan yang diduga dilakukan oleh Iran terhadap fasilitas minyak Arab Saudi pada 2019, yang sempat memotong separuh produksi minyak Arab Saudi.

Trump juga memerintahkan serangan drone pada Januari 2020 yang menewaskan Jenderal Qasem Soleimani, komandan pasukan Quds Iran, di Baghdad.

Cadangan Uranium Iran Meningkat

Menurut kesepakatan nuklir 2015, Iran hanya diizinkan memperkaya uranium hingga kemurnian 3,67 persen dengan batas cadangan 300 kilogram. Namun, laporan terakhir IAEA menunjukkan bahwa Iran kini memiliki cadangan uranium sebanyak 8.294,4 kilogram, dengan sebagian kecilnya diperkaya hingga 60 persen — hanya selangkah lagi menuju tingkat kemurnian senjata sebesar 90 persen.

Peningkatan produksi uranium ini menambah tekanan pada Trump, yang meskipun terbuka untuk bernegosiasi, juga semakin memperketat sanksi terhadap penjualan minyak Iran sebagai bagian dari kebijakan tekanan maksimum-nya.

Khamenei dalam pidatonya pada Agustus 2023 sempat membuka pintu untuk dialog dengan AS, dengan mengatakan bahwa "tidak ada salahnya" berurusan dengan "musuh." Namun, belakangan dia mengkritik negosiasi dengan AS, menyebutnya "tidak cerdas, bijaksana, atau terhormat."

Apakah Khamenei akan menerima surat Trump masih menjadi pertanyaan. Pada 2019, upaya Trump untuk mengirim surat melalui mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditolak oleh Khamenei, yang menyatakan, "Saya tidak menganggap Trump layak untuk bertukar pesan dan saya tidak akan pernah meresponsnya."

Di dalam negeri, Iran menghadapi tekanan ekonomi dan sosial yang besar. Nilai mata uangnya dilaporkan terus merosot, sementara pengangguran masih tinggi. Selain itu, protes terus terjadi, terutama dari kalangan perempuan yang menentang aturan wajib jilbab, dua tahun setelah kematian Mahsa Amini memicu gelombang demonstrasi nasional.

Ketegangan antara Israel dan Iran semakin memanas pula selama perang Israel-Hamas. Israel dilaporkan telah menargetkan pemimpin kelompok yang tergabung dalam Poros Perlawanan yang didukung Iran. Sementara itu, pejabat Israel telah mengusulkan serangan terhadap program nuklir Iran, sesuatu yang sebelumnya pernah diancam Trump meskipun dia lebih memilih penyelesaian diplomatik.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |