, Bangkok - Pemerintah Thailand baru-baru ini menetapkan target ambisius yaitu ingin menarik kedatangan 40 juta wisatawan pada tahun 2025.
Hal ini dilakukan sebagai upaya sektor pariwisatanya bisa kembali hidup setelah sempat sepi saat pandemi COVID-19, dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (9/11/2024).
Rencana ini juga dimaksudkan untuk menarik lebih banyak pengunjung ke destinasi yang kurang dikenal, memperluas kapasitas penerbangan dan melakukan lebih banyak hal untuk mempromosikan budaya Thailand.
Gary Bowerman, seorang analis pariwisata yang berbasis di Kuala Lumpur, mengatakan bahwa target tersebut tidak hanya akan menguntungkan Thailand secara ekonomi.
"Bagi Thailand, ini akan menjadi pencapaian psikologis untuk melampaui 40 juta pengunjung yang sebelumnya hampir pasti terjadi pada tahun 2020, jika bukan karena COVID-19," kata Bowerman.
Sebelum pandemi yaitu pada tahun 2019, Thailand mencapai rekor 39 juta pengunjung. Negeri Gajah Putih ini sebelumnya sudah kedatangan 26 juta wisatawan hingga saat ini dan memperkirakan akan ada peningkatan kedatangan turis hingga akhir tahun 2024.
Thailand Berharap Wisatawan Berbelanja
Thailand menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di dunia dan hampir 20 persen tenaga kerja di Thailand bekerja di sektor pariwisata.
Namun, Bowerman mengatakan bahwa membuat wisatawan membelanjakan lebih banyak uang selama kunjungan mereka lebih penting daripada jumlah kedatangannya saja.
"Meningkatnya jumlah kedatangan tahunan merupakan hal yang penting bagi pemerintah, tetapi ekonomi membutuhkan pengeluaran per pengunjung yang lebih tinggi dan peningkatan rata-rata lama tinggal," katanya.
"Thailand ingin fokus pada hasil ekonomi yang lebih baik dari pengunjungnya daripada mengandalkan metrik satu dimensi seperti kedatangan tahunan, yang tidak memperhitungkan rata-rata masa tinggal, pengeluaran atau penyebaran perjalanan di seluruh negeri," tambahnya.
Moo Deng, bayi kuda nil yang viral dari Thailand ikut meramaikan Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024. Moo Deng diberikan dua pilihan antara Donald Trump atau Kamala Harris.
Memanfaatkan Pasar China
Wisatawan dari China adalah salah satu kelompok pengunjung terbesar ke Thailand. Operator pariwisata dan maskapai penerbangan secara khusus melayani pasar China.
Lebih dari 5,2 juta wisatawan China berkunjung antara bulan Januari-September 2024 dan diprediksi mencapai angkat delapan juta wisatawan pada akhir tahun 2024.
"Pasar China sangat penting," tambah Bowerman.
Overtourism Menjadi Perhatian
Saat Thailand bersiap untuk menyambut lebih banyak pengunjung, pihak operator pariwisata sedang mendiskusikan bagaimana cara menangani overtourism (kelebihan wisatawan) di destinasi paling populer.
Adith Chairattananon dari Federasi Asosiasi Pariwisata Thailand mempresentasikan sebuah buku kepada pemerintah pada April 2024 yang membahas solusi untuk mencegah overtourism di tengah kemungkinan adanya 40 juta pengunjung per tahun.
"Dengan proyeksi 40 juta wisatawan, destinasi utama seperti Phuket, Samui dan Pattaya berada di ambang menghadapi overtourism," kata Adith.
Pajak Pariwisata
Salah satu usulannya adalah mengenakan pajak pariwisata sebesar 300 Baht atau sekitar Rp139 ribu per pelancong untuk membantu membangun infrastruktur yang lebih baik guna memenuhi permintaan.
Pariwisata di Thailand sangat terkonsentrasi di kota-kota seperti Bangkok, Chiang Mai, dan Phuket.
Sementara itu, Kiatanantha Lounkaew seorang asisten profesor ekonomi di Thammasat University di Bangkok mengatakan bahwa pariwisata harus disebarkan secara nasional agar dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Thailand.
"Kami memiliki 77 provinsi, jika kita semua bersaing untuk menarik wisatawan di daerah-daerah tersebut, kita akan hancur. Kita harus bekerja sama. Jangan bersaing, tetapi saling melengkapi," kata Lounkaew.
Tita Sanglee, seorang rekan peneliti di ISEAS Institute di Singapura, mengatakan bahwa pariwisata sangat penting bagi perekonomian Thailand.
"Dorongan Thailand untuk mencapai 40 juta pengunjung tahun depan sangat penting karena pariwisata adalah cara tercepat dan termudah untuk menghasilkan PDB," ujar Sanglee kepada DW.
Bank Dunia baru-baru ini memperkirakan pertumbuhan PDB Thailand untuk tahun 2024 adalah 2,4 persen, lebih rendah dari semua negara tetangganya di kawasan ini, kecuali Myanmar yang sedang dilanda perang.
Pariwisata menyumbang 11,5 persen dari keseluruhan PDB negara ini pada tahun 2019. Jika Thailand mencapai target 36 juta kedatangan pada akhir tahun 2024, maka diperkirakan akan menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar USD 53 miliar atau sekitar Rp833 miliar.