Sekjen PBB: Perang Gaza Masuk Fase Terkejam, Saat Truk Bantuan Dijarah

1 week ago 21

Liputan6.com, Gaza - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan Jumat (23/5) bahwa warga Palestina sedang menghadapi "fase terkejam" perang di Gaza, di mana lebih dari selusin truk makanan dijarah setelah pembukaan sebagian blokade Israel yang berlangsung lama.

Bantuan baru mulai mengalir kembali ke wilayah yang hancur perang itu setelah Israel mengizinkan pengiriman terbatas sembari melanjutkan serangan baru untuk menghancurkan Hamas.

Pejabat badan pertahanan sipil Gaza Mohammed al-Mughayyir melaporkan minimal 71 orang tewas akibat serangan udara Israel pada Jumat (23/5), dengan "ratusan luka-luka dan banyak korban masih tertimbun reruntuhan".

Kepala PBB Antonio Guterres menegaskan Israel "harus mengizinkan dan memfasilitasi" pengiriman bantuan kemanusiaan, menyebut hanya 115 dari 400 truk yang diizinkan masuk Gaza berhasil didistribusikan."Bantuan yang masuk saat ini ibarat setetes air di tengah lautan kebutuhan," katanya seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (24/5/2025).

Namun, ia menunjuk kendala, dengan mencatat bahwa dari hampir 400 truk yang diizinkan memasuki Gaza dalam beberapa hari terakhir, hanya 115 yang dapat diambil.

"Bagaimanapun, semua bantuan yang diizinkan hingga saat ini hanya sepersekian sendok teh bantuan ketika banjir bantuan dibutuhkan," tambahnya dalam sebuah pernyataan."Sementara itu, serangan militer Israel semakin intensif dengan tingkat kematian dan kehancuran yang mengerikan,” kata Guterres.

World Food Programme (WFP) atau Program Pangan Dunia melaporkan 15 truknya dijarah di Gaza selatan saat mengangkut bahan untuk bakery yang mereka dukung.

"Kelaparan, keputusasaan, dan kecemasan tentang apakah lebih banyak bantuan pangan akan datang, berkontribusi pada meningkatnya ketidakamanan," kata badan PBB itu dalam sebuah pernyataan, yang menyerukan kepada otoritas Israel "untuk mengirimkan bantuan pangan dalam jumlah yang jauh lebih besar ke Gaza dengan lebih cepat."

Kondisi di Lapangan

COGAT (badan Israel yang mengurus urusan sipil Palestina) mengklaim 107 truk bantuan masuk Gaza pada Kamis (22/5).

Namun Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan pada hari Jumat (23/5) bahwa PBB telah membawa 500 hingga 600 truk per hari rata-rata selama gencatan senjata enam minggu yang berakhir pada bulan Maret.

"Tidak seorang pun seharusnya terkejut apalagi terkejut melihat pemandangan bantuan berharga yang dijarah, dicuri, atau 'hilang'," kata Philippe Lazzarini di X, seraya menambahkan bahwa "masyarakat Gaza telah kelaparan" selama lebih dari 11 minggu.

Militer Israel mengatakan bahwa selama sehari terakhir, pasukannya telah menyerang “kompleks militer, fasilitas penyimpanan senjata, dan pos penembak jitu” di Gaza.

"Selain itu, (angkatan udara) menyerang lebih dari 75 target teror di seluruh Jalur Gaza," tambahnya.

Militer mengatakan pada Jumat (23/5) sore bahwa sirene serangan udara diaktifkan di komunitas-komunitas dekat Gaza, kemudian melaporkan bahwa “sebuah proyektil yang melintasi wilayah Israel dari Jalur Gaza berhasil dicegat” oleh angkatan udara.

Di utara Gaza, rumah sakit al-Awda melaporkan pada hari Jumat (23/5) bahwa tiga stafnya terluka "setelah pesawat tanpa awak quadcopter Israel menjatuhkan bom" di fasilitas tersebut.

Badan pertahanan sipil kemudian mengatakan telah berhasil mengendalikan kebakaran di rumah sakit tersebut.

Seorang jurnalis AFP melihat gumpalan asap besar mengepul di atas bangunan-bangunan yang hancur di Gaza selatan setelah pemboman Israel.

"Kasihanilah kami," kata Youssef al-Najjar yang putus asa, yang kerabatnya tewas dalam serangan udara di kota utama selatan Khan Yunis.

"Kami kelelahan karena pengungsian dan kelaparan – cukup!"

Israel Lanjutkan Operasi Militer

Israel melanjutkan operasi militer di Gaza pada 18 Maret, mengakhiri gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari.

Pada hari Jumat (23/5), Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 3.673 orang telah tewas di wilayah itu sejak saat itu, sehingga jumlah korban perang secara keseluruhan menjadi 53.822, sebagian besar warga sipil.

Serangan Hamas pada Oktober 2023 yang memicu perang mengakibatkan kematian 1.218 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

Militan juga menyandera 251 orang, 57 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Read Entire Article