Reaksi Arab Saudi hingga Palestina atas Runtuhnya Rezim Assad di Suriah

1 week ago 24

Liputan6.com, Damaskus - Beberapa negara Arab memberikan reaksi terhadap jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, dengan menyerukan langkah-langkah yang bertujuan untuk memastikan stabilitas negara, mendorong pembangunan, serta mencegah terjadinya kekacauan yang lebih besar.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Anadolu pada Senin (9/12/2024), menyatakan bahwa pihaknya "memantau dengan cermat perkembangan pesat di negara sahabat Suriah dan menyampaikan kepuasannya atas langkah-langkah positif yang diambil untuk memastikan keselamatan rakyat Suriah, mencegah terjadinya pertumpahan darah, serta melindungi lembaga negara dan sumber daya Suriah."

Arab Saudi juga mengajak komunitas internasional "untuk memberikan dukungan kepada rakyat Suriah dan bekerja sama dengan mereka dalam upaya yang menguntungkan Suriah serta memenuhi harapan rakyatnya, sambil tetap menghormati kedaulatan negara Suriah dan menghindari campur tangan dalam urusan dalam negerinya."

Di Qatar, kementerian luar negeri menyatakan bahwa Doha "memantau dengan seksama perkembangan di Suriah" dan menekankan "pentingnya menjaga lembaga-lembaga negara serta kesatuan bangsa untuk mencegah negara terjerumus ke dalam kekacauan."

Qatar menegaskan kembali komitmennya untuk mengakhiri krisis Suriah berdasarkan prinsip-prinsip legitimasi internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, dengan pendekatan yang "menguntungkan rakyat Suriah serta menjaga kesatuan, kedaulatan, dan kemerdekaan negara mereka."

Kementerian Luar Negeri Bahrain menyatakan bahwa Manama memantau perkembangan cepat di Suriah dan "menegaskan komitmennya terhadap keamanan, stabilitas, kedaulatan, dan integritas teritorial Suriah."

Bahrain mengajak "semua pihak di Suriah untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan kesejahteraan warganya, sambil menjaga lembaga publik serta melindungi infrastruktur vital dan ekonomi."

Pernyataan Mesir hingga Yaman

Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa Kairo "memantau dengan perhatian besar perubahan di Suriah" dan menegaskan dukungannya terhadap kedaulatan, integritas teritorial, dan kesatuan rakyat Suriah.

Mesir mengajak "semua pihak di Suriah, tanpa memandang orientasi, untuk menjaga sumber daya negara, mengutamakan kepentingan nasional, menyatukan tujuan, serta memulai proses politik yang komprehensif untuk menciptakan konsensus, perdamaian, dan mengembalikan posisi Suriah di tingkat regional dan internasional."

Di Yordania, menurut pernyataan Istana Kerajaan, Raja Abdullah II menyatakan bahwa negaranya "berdiri bersama rakyat Suriah dan menghormati kehendak serta pilihan mereka."

Raja Abdullah II menekankan "pentingnya menjaga keamanan Suriah, keselamatan warganya, serta memastikan stabilitas dan menghindari konflik yang bisa menyebabkan kekacauan."

Dia menambahkan bahwa "Yordania telah mendampingi Suriah sejak awal krisis, menerima pengungsi, dan memberikan layanan yang sama seperti kepada warga Yordania."

Sementara itu, Dewan Kepemimpinan Presiden di Yaman mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah atas jatuhnya rezim Assad.

Yaman menegaskan kembali posisinya yang mendukung integritas teritorial Suriah, menghormati kemerdekaannya, serta mendukung kehendak rakyat Suriah atas kebebasan, perubahan, perdamaian, keamanan, dan stabilitas.

Kata Irak hingga Palestina

Di Irak, juru bicara pemerintah Basim al-Awadi menyatakan bahwa Irak "memantau perkembangan di Suriah dan terus menjalin kontak internasional dengan negara-negara sahabat untuk mendorong upaya menuju stabilitas, keamanan, ketertiban umum, serta perlindungan nyawa dan properti rakyat Suriah."

Irak menekankan pentingnya untuk tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri Suriah atau mendukung satu pihak karena hal tersebut hanya akan memperburuk konflik dan perpecahan.

Aljazair, dalam pernyataannya, menegaskan dukungannya terhadap rakyat Suriah, menggarisbawahi hubungan kuat antara rakyat Aljazair dan Suriah yang didasarkan pada sejarah bersama dan solidaritas. Aljazair menyerukan "dialog antara semua segmen rakyat Suriah, mengutamakan kepentingan tertinggi negara, menjaga sumber daya negara, dan membangun masa depan yang inklusif dalam lembaga-lembaga yang mencerminkan kehendak rakyat Suriah, bebas dari campur tangan asing."

Kepresidenan Palestina menurut kantor berita, WAFA, menyatakan bahwa "Palestina dan rakyatnya berdiri bersama rakyat Suriah, menghormati kehendak serta pilihan politik mereka, memastikan keamanan, stabilitas, dan pelestarian pencapaian mereka." Kepresidenan Palestina turut menegaskan pentingnya "semua pihak politik mengutamakan kepentingan rakyat Suriah, memastikan pemulihan peran penting Suriah di kawasan dan dunia, yang pada gilirannya akan menguntungkan rakyat Palestina serta perjuangan mereka untuk kebebasan dan kemerdekaan."

Sejumlah kantor berita Rusia melaporkan bahwa Assad dan keluarganya melarikan diri dari Suriah dan tiba di Moskow pada hari Minggu (8/12), setelah Rusia menawarkan suaka kepada mereka. Kekuasaan keluarga Assad di Suriah dimulai oleh Hafez al-Assad, yang menjadi presiden Suriah sejak 1971 hingga kematiannya pada 2000.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |