Liputan6.com, Jakarta - Dinosaurus, yang pertama kali muncul sekitar 230 juta tahun lalu, awalnya hanya Sebagian kecil di tengah beragam reptil kuno yang menghuni Bumi. Namun, 30 juta tahun kemudian, mereka berhasil menjadi penguasa planet Bumi, dengan berbagai bentuk, ukuran, dan kemampuan. Sementara banyak reptil lainnya punah, dinosaurus terus berkembang.
Pertanyaannya yang kemudian muncul adalah apa yang membuat mereka begitu sukses secara evolusi?
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan di jurnal "Nature" memberi sedikit gambaran dari misteri tersebut. Rahasia itu terletak pada apa yang mereka tinggalkan: muntahan dan kotoran purba menjadi fosil.
Martin Qvarnström, ahli paleontologi dari Universitas Uppsala, Swedia, memimpin penelitian ini. Timnya meneliti bromalit, yaitu sisa-sisa sistem pencernaan dinosaurus, seperti coprolite (kotoran fosil) dan regurgitalite (muntahan fosil).
"Bromalit mengandung banyak informasi paleoekologi, tapi selama ini dianggap remeh atau bahkan hanya lelucon di dunia paleontologi," kata Qvarnström, seperti dilansir CNN, Jumat (29/11/2024).
Penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran dan variasi bromalit meningkat seiring waktu, mengindikasikan kemunculan dinosaurus yang lebih besar dan pola makan yang beragam.
Analisis Bentuk dan Isi Kotoran Dinosaurus
Penelitian ini melibatkan analisis mendalam terhadap bentuk dan isi bromalit.
Para peneliti menghubungkan temuan ini dengan fosil kerangka dan jejak kaki yang ditemukan di lokasi yang sama. Hasilnya, mereka dapat mengidentifikasi jenis, ukuran, dan jumlah hewan yang hidup di suatu lanskap pada masa tertentu.
Beberapa coprolite menunjukkan bentuk spiral yang kemungkinan berasal dari dinosaurus dengan usus berbentuk spiral. Fosil lain memerlukan pemindaian 3D menggunakan peralatan canggih di European Synchrotron Radiation Facility di Prancis.
Fasilitas ini menghasilkan sinar-X yang 10 triliun kali lebih terang daripada sinar-X medis, memungkinkan analisis hingga tingkat molekul.
"Beberapa coprolite terlihat jelas seperti kotoran anjing di taman, tetapi yang lain, terutama dari herbivora, lebih sulit dikenali," ujar Qvarnström.
Coprolite yang diteliti mengandung sisa-sisa ikan, serangga, tumbuhan, hingga tulang-tulang yang dihancurkan predator. Beberapa sisa bahkan terawetkan dengan sangat baik, seperti kumbang kecil dan ikan setengah utuh. Penelitian ini memberikan wawasan tentang ekosistem purba dan bagaimana dinosaurus berhasil mendominasi lingkungan mereka.
Mendominasi Bumi
Lokasi penelitian berada di Cekungan Polandia, di mana lebih dari 500 fosil dikumpulkan dari 10 situs selama 25 tahun. Fosil-fosil ini berasal dari periode Trias Akhir hingga Jura Awal, sekitar 247 hingga 200 juta tahun lalu.
Peneliti mencatat transisi dari dunia dengan sedikit dinosaurus ke dunia yang didominasi oleh mereka.
"Teknik yang digunakan dalam studi ini dapat diterapkan di lokasi lain untuk memberikan konteks global yang lebih luas," ujar Lawrence H. Tanner, paleontolog dari Le Moyne College, New York.