Liputan6.com, Peru - Kawasan Asia-Pasifik masih mengalami kesenjangan digital yang besar, mengancam jutaan orang tertinggal di tengah gerusan digitalisasi.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Sugiono dalam APEC Ministerial Meeting di Lima, Peru, Kamis (14/11/2024). Ia mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto yang juga hadir dalam KTT APEC.
Sugiono menyorot bahwa di Asia Pasifik, ada lebih dari 1,7 miliar penduduk yang tidak memiliki kawasan internet. Bahkan, menurutnya, 70 persen pekerja di negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memiliki kemampuan literasi digital, yang berujung membatasi mereka untuk melakukan transisi ekonomi digital.
Lebih jauh, Menlu Sugiono menyebut bahwa perempuan di kawasan Asia Pasifik juga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dapat mengakses internet.
Menteri Luar Negeri Kabinet Merah Putih itu pun mendesak negara-negara anggota APEC untuk segera bertindak demi meningkatkan ekonomi.
"Karena kita bercita-cita untuk bergabung dengan lima ekonomi teratas dunia pada tahun 2045, kita harus memanfaatkan inovasi dan teknologi digital untuk menjembatani kesenjangan dan mengangkat semua lapisan masyaraka," kata dia.
"Tanpa akses yang adil terhadap teknologi digital, peluang ekonomi tetap terpusat di kalangan yang memiliki hak istimewa, yang akan memperdalam kesenjangan."
Upaya Konkret Atasi Kesenjangan Digital
Salah satu hal yang didorong Menlu Sugiono dalam pertemuan tersebut adalah pentingnya akses terhadap infrastruktur digital.
Indonesia, sebut dia, telah bergerak mengatasi isu tersebut lewat program "Inisiatif Desa Digital Indonesia."
"Program seperti ini menjembatani kesenjangan digital, memastikan bahwa kelompok rentan dan terpinggirkan dapat mengakses peluang dalam ekonomi formal," jelasnya.
Selain itu, Sugiono juga menyampaikan inisiatif Indonesia yang melakukan peningkatan akses pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil, program pelatihan kewirausahaan untuk mengembangkan keterampilan penting, perlindungan jaminan sosial bagi pekerja sektor informal.
"Langkah-langkah ini tidak hanya memudahkan transisi, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat kita secara keseluruhan," tutur dia.
Lebih jauh, Sugiono turut menegaskan pentingnya untuk fokus terhadap pemberdayaan perempuan. Hal ini dapat dilakukan lewat penyediaan akses terjangkau ke perangkat, pelatihan keterampilan, dan strategi inklusif untuk mengintegrasikan perempuan ke dalam tenaga kerja digital.
"Dengan memprioritaskan upaya-upaya ini, kita dapat memastikan bahwa setiap orang, tanpa memandang jenis kelamin atau latar belakang, dapat berkembang baik dalam ekonomi formal maupun global," paparnya.
"Dengan menjembatani kesenjangan digital, kita akan membuka potensi besar untuk pertumbuhan dan ketahanan."
Mampu Meningkatkan Kapasitas Asia Pasifik
Menlu Sugiono meyakini, dengan melakukan upaya-upaya tersebut, akan meningkatkan kapasitas Kawasan Asia Pasifik dalam memimpin inovasi digital.
"Oleh karena itu, satu tujuan yang harus dikejar: kita harus memastikan bahwa Asia-Pasifik dapat menjadi pemain utama dalam ekonomi digital," tegasnya.
"Mari kita pastikan tidak ada yang tertinggal saat kita merangkul era digital dan berusaha untuk menjadi pemimpin global dalam ekonomi digital."