Liputan6.com, Washington D.C - Seorang mantan penasihat Presiden terpilih Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahan Amerika Serikat yang akan datang akan fokus pada upaya mencapai perdamaian di Ukraina daripada memungkinkan negara itu mendapatkan kembali wilayahnya yang diduduki Rusia.
Bryan Lanza, yang bekerja untuk kampanye Trump tahun 2024, mengatakan kepada BBC bahwa pemerintahan yang akan datang akan meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menyampaikan versinya tentang "visi perdamaian yang realistis".
"Dan jika Presiden Zelenskyy datang ke meja perundingan dan berkata, kita hanya bisa mencapai perdamaian jika kita memiliki Krimea, dia menunjukkan kepada kita bahwa dia tidak serius," katanya, dikutip dari BBC, Minggu (10/11/2024).
"Krimea itu sudah hilang."
Rusia mencaplok semenanjung Krimea pada tahun 2014. Delapan tahun kemudian, Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina dan telah menduduki wilayah di bagian timur negara itu.
Donald Trum secara konsisten mengatakan bahwa prioritasnya adalah mengakhiri perang dan membendung apa yang ia gambarkan sebagai pengurasan sumber daya AS, dalam bentuk bantuan militer ke Ukraina.
Namun, ia belum mengungkapkan bagaimana ia bermaksud melakukannya. Kemungkinan ia akan mendengar berbagai visi yang berbeda untuk masa depan Ukraina dari berbagai penasihatnya.
Pekan ini Presiden Prabowo akan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara, salah satunya Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, Presiden Prabowo dijadwalkan bertemu Presiden Joe Biden dan pihak istana juga belum memastikan, apakah dalam lawatannya, ...
Rebut Kembali Krimea Dinilai Tak Realistis
Lanza tidak menyebutkan wilayah Ukraina timur, tetapi ia mengatakan merebut kembali Krimea dari Rusia tidak realistis dan bukan tujuan Amerika Serikat.
"Ketika Zelenskyy pernah mengatakan kami hanya akan menghentikan pertempuran ini setelah Krimea dikembalikan. Jadi saya harus katakan kepada Zelenskyy bahwa Krimea telah hilang," kata Lanza kepada program Weekend BBC World Service.
"Dan jika itu adalah prioritas Anda untuk mendapatkan kembali Krimea dan meminta AS bertempur untuk mendapatkan kembali Krimea, Anda sendiri yang harus berjuang."
AS tidak pernah mengerahkan tentaranya untuk berperang di Ukraina. Ukraina hanya meminta bantuan militer AS untuk mempersenjatai tentaranya sendiri.
Lanza juga mengatakan bahwa ia sangat menghormati rakyat Ukraina. Namun, ia mengatakan prioritas AS adalah "perdamaian dan menghentikan pembunuhan".