Liputan6.com, Jakarta - Lumba-lumba merupakan hewan yang dikenal miliki sifat ramah dan bersahabat dengan manusia. Hal ini kerap membuat banyak orang lupa bahwa hewan mamalia laut ini juga merupakan seekor predator.
Dalam sejarah tragis, ada seekor lumba-lumba yang menyebabkan kematian pada manusia. Melansir laman IFL Science pada Jumat (13/12/2024), lumba-lumba pembunuh ini bernama Tiao.
Tiao adalah seekor lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) yang menjadi terkenal di Brasil pada akhir 1980-an. Berbeda dengan sifat umum lumba-lumba yang dikenal ramah dan bersahabat dengan manusia, Tiao memiliki reputasi yang kontroversial karena disebut sebagai lumba-lumba yang agresif dan bahkan bertanggung jawab atas kematian seorang manusia.
Ia sempat menjadi 'bintang' terkenal karena kelincahannya yang luar biasa pada 1994. Tiao pertama kali muncul di Teluk Guanabara dekat kota Rio de Janeiro, Brasil.
Awalnya, Tiao menarik perhatian banyak orang karena keberadaannya yang unik. Banyak penduduk setempat yang mendatangi pantai untuk bertemu dengannya, berenang di dekatnya, dan mencoba berinteraksi.
Kehadirannya bahkan sempat menjadi daya tarik wisata lokal. Sayangnya, interaksi antara Tiao dan manusia tidak berjalan mulus. Dalam beberapa kesempatan, Tiao memperlihatkan perilaku agresif yang tidak biasa.
Lumba-lumba tersebut sering kali mendorong atau menyerang para perenang yang mendekatinya. Para ilmuwan memperkirakan bahwa perilaku agresif Tiao mungkin dipicu oleh stres akibat kerumunan orang yang terus-menerus mencoba menyentuh atau "mengganggunya".
Beberapa wisatawan menyalahgunakan kepercayaan Tião kepada manusia. Diketahui para perenang melakukan tindakan yang tidak menyenangkan pada Tiao.
Mereka berpegangan pada siripnya dan mencoba naik ke atas tubuh Tião hingga ada yang mencoba menusuknya dengan stik es krim. Perilaku tidak menyenangkan ini membuat lumba-lumba ini berubah agresif.
Diganggu
Tião melakukan tindakan agresif usai berulang kali diganggu hingga akhirnya melukai sekitar 29 orang yang kemudian dilarikan ke rumah sakit. Pada 8 Desember 1994, sebuah insiden tragis terjadi yang melibatkan Tiao dan seorang pria bernama João Paulo Moreira.
João sedang berenang di dekat Teluk Guanabara. Menurut laporan saksi mata, João mendekati Tiao dengan agresif, menarik sirip lumba-lumba tersebut, dan mencoba "bermain-main" dengannya.
Hal ini membuat Tiao merespons dengan perilaku yang sangat agresif. Tiao dilaporkan menyerang João dengan cara menabraknya beberapa kali, menyebabkan cedera serius pada tubuh João, termasuk patah tulang dan luka dalam.
Akibat serangan tersebut, João Paulo akhirnya meninggal dunia.Selain itu, ada perenang lain yang juga terluka saat itu.
Mereka dilaporkan setelah mencoba menunggangi Tião dan memasang benda-benda pada ekornya. Insiden ini menimbulkan kontroversi dan perhatian luas di media.
Sebagian orang menyalahkan Tiao, menyebutnya sebagai "lumba-lumba pembunuh" atau "monster laut." Namun, banyak juga pihak yang menyalahkan perilaku manusia yang tidak menghormati batasan alami hewan liar seperti Tiao.
Pakar satwa liar menegaskan bahwa perilaku Tiao adalah bentuk pertahanan diri. Tiao, sebagai hewan liar, tidak terbiasa dengan kontak manusia yang terlalu dekat dan seringkali mengganggu.
Perilaku agresif seperti ini adalah respons alami lumba-lumba yang merasa terancam. Kematian ini memicu manajemen membuat program untuk meningkatkan kesadaran publik tentang interaksi antara manusia dan lumba-lumba.
Program itu tampaknya efektif karena tidak ada cedera lebih lanjut yang dilaporkan. Di tahun 1995, Tiao dikabarkan meninggalkan São Sebastião dan tidak terlihat lagi.
(Tifani)