Liputan6.com, Washington, DC - Keputusan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mencalonkan anggota Kongres dari Partai Republik berhaluan kanan, Matt Gaetz, sebagai jaksa agung telah mengirimkan gelombang kejut, termasuk ke partai yang mengusungnya.
Trump pada hari Rabu (13/11/2024) mengumumkan Gaetz sebagai pilihannya untuk menjadi kepala penegak hukum negara alias memimpin kementerian kehakiman, sebuah peran yang mengarahkan posisi hukum pemerintah pada isu-isu penting, termasuk aborsi, hak-hak sipil, dan kasus-kasus amandemen pertama.
Partai Republik bingung dengan pencalonan ini, menyatakan bahwa langkah ini tidak ada dalam "kartu bingo" mereka.
"Saya tidak berpikir ini adalah pencalonan yang serius untuk jaksa agung," ujar senator Partai Republik Lisa Murkowski dari Alaska kepada NBC News.
"Kita perlu memiliki jaksa agung yang serius. Dan saya menantikan kesempatan untuk mempertimbangkan seseorang yang serius. Orang ini tidak ada dalam kartu bingo saya."
Digambarkan sebagai seorang tokoh sayap kanan yang penuh semangat, Gaetz menjadi duri dalam daging bagi sesama Republikan dan mantan Ketua DPR, Kevin McCarthy. Dia memimpin upaya yang berhasil untuk menggulingkan McCarthy dari jabatannya.
Gaetz pernah diselidiki oleh kementerian kehakiman dalam kasus perdagangan seks, meskipun mereka tidak mengajukan dakwaan. Saat ini dia sedang diselidiki oleh komite etik DPR terkait tuduhan perilaku seksual yang tidak pantas, penggunaan obat terlarang, dan pelanggaran etika lainnya.
Dia dengan tegas membantah melakukan kesalahan.
Di tengah kekhawatiran bahkan di dalam partainya sendiri, belum jelas apakah Gaetz dapat memperoleh persetujuan Senat untuk menempati posisi jaksa agung.
Anggota kongres Partai Republik Max Miller dari Ohio menuturkan kepada Axios bahwa "Gaetz memiliki peluang lebih baik untuk makan malam dengan Ratu Elizabeth II daripada dikonfirmasi oleh Senat."
Miller juga mengatakan kepada Politico bahwa Gaetz adalah "pilihan yang sembrono" dengan "peluang nol persen".
John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional, menyatakan Gaetz "pasti menjadi nominasi terburuk untuk posisi kabinet dalam sejarah AS".
"Gaetz tidak hanya sama sekali tidak kompeten untuk pekerjaan ini, dia juga tidak memiliki karakter. Dia adalah orang yang bermoral buruk," kata Bolton dalam sebuah wawancara dengan NBC News.
Seorang anggota DPR dari Partai Republik yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Axios, "Kami ingin dia keluar dari DPR ... Tapi ini bukan yang kami pikirkan."
Yang lain mengaku mereka "terkejut dan muak".
Demokrat juga tercengang oleh pilihan Trump. Tim Wakil Presiden Kamala Harris meresponsnya dengan mengungkapkan, "Trump dan Gaetz akan menjadikan DoJ (kementerian kehakiman) sebagai senjata untuk melindungi diri mereka sendiri dan sekutu mereka."
Anggota Kongres Ro Khanna dari California berpendapat, "Orang-orang memilih Trump untuk menurunkan harga dan mengamankan perbatasan. Saya rasa mereka tidak memilih pengangkatan yang mereka dapatkan."
"Dia tidak bergerak ke tengah. Dia akan pergi ke basis MAGA-nya dan kita akan lihat apakah dia melampaui mandat yang dia miliki dari rakyat AS."
MAGA adalah singkatan dari "Make America Great Again", sebuah slogan yang terkenal digunakan oleh Trump selama kampanyenya. Slogan ini mencerminkan pesan populis yang bertujuan mengembalikan kejayaan Amerika Serikat pada masa lalu, dengan fokus pada kebijakan yang lebih nasionalis.
Kate Maeder, seorang ahli strategi politik yang berbasis di California, menjelaskan bahwa pengumuman ini seharusnya tidak mengejutkan, tetapi ia meragukan apakah Trump mempercayai Gaetz akan berhasil melalui proses konfirmasi.
"Tidak mengejutkan bahwa Trump memberi hadiah kepada para pendukung politiknya," kata Maeder kepada The Guardian seperti dikutip Jumat (15/11).
"Namun, banyak yang terkejut bahwa dia mempertimbangkan Matt Gaetz untuk menjadi jaksa agung. Tapi apakah ini pilihan yang serius? Saya rasa tidak."
Maeder menambahkan, "Dalam iklim politik ini, sangat mungkin bagi Matt Gaetz untuk dikukuhkan. Namun, saya rasa itu akan sulit. Beberapa senator Republik yang lebih moderat sudah mempertanyakan pilihan ini."