Liputan6.com, Jakarta - Dewasa ini, artis yang terjun ke dunia politik sudah sangat lumrah. Sebagai contoh, artis-artis Indonesia seperti Komeng, Melly Goeslaw, dan Ahmad Dhani ikut pemilu legislatif awal 2024 dan lolos menjadi anggota DPR RI 2024-2029.
Selain itu, selebritasi Vicky Shu dan Kris Dayanti juga terpantau mencalonkan diri dalam Pilkada Serentak 2024 yang akan dilaksanakan pada November mendatang.
Selebritas yang terjun ke dunia politik bukan lah hal yang terjadi baru-baru ini atau sebuah tren yang hanya terjadi di Indonesia. Selama bertahun-tahun, banyak artis dari berbagai belahan dunia pernah juga terjun ke dunia politik.
Secara umum, publik juga memiliki sentimen positif terhadap kandidat-kandidat politik yang berawal sebagai selebritas.
Melansir dari Cosmopolitan, sebuah survei tahun 2021 dari Pipslay, menemukan bahwa 63% orang Amerika mengatakan mereka percaya kalau selebritas dapat menjadi politikus yang baik, dengan 58% mengatakan mereka bakal mendukung Dwayne “The Rock” Johnson atau Matthew McConaughey jika salah satu dari mereka memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Jajak pendapat lain yang dilakukan pada tahun 2020 menemukan bahwa di antara responden Gen Z, Zendaya dan Beyonce dianggap memiliki pendapat yang paling dipercaya. Nama-nama besar tersebut, sepertinya memiliki potensi untuk menarik suara meskipun tidak memiliki pengalaman politik sama sekali.
Para akademisi telah mengaitkan kemenangan selebritas dalam pemerintahan dengan bangkitnya populisme, di mana para politikus berusaha untuk mengambil hati pemilih dengan mengklaim diri mereka sebagai salah satu dari rakyat umum, dan bukan sebagai anggota elit politik. Hal ini karena masyarakat pada umumnya muak dengan kronisme dan hak istimewa dari para penguasa lama. Sebuah laporan think tank Institute for Public Policy Research (IPPR) atau Institut Penelitian Kebijakan Publik dari tahun 2021 memperingatkan bahwa kepercayaan terhadap politik menurun drastis, dengan 63% orang Inggris menggambarkan para politikus sebagai orang-orang yang “hanya mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri”.
Mungkin faktor-faktor ini lah yang membuat selebritas sukses saat beralih ke dunia politik. Kesuksesan tersebut dapat dilihat dari berbagai figur terkenal yang berhasil menjadi pejabat di negara mereka masing-masing, bahkan ada yang menjadi kepala negara.
Berikut ini empat tokoh publik luar negeri yang sukses terjun ke dunia politik dan mencuri perhatian publik, dirangkum dari berbagai sumber, pada Jumat (25/10/2024):
1. Ronald Reagan
Sebelum Mantan Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan, terjun ke dunia politik, ia dikenal sebagai aktor Hollywood yang tampil di sekitar 50 film selama dua dekade.
Melansir dari Miller Center, setelah ia lulus dan mendapat gelar sarjana ekonomi, Reagan mendapatkan pekerjaan sebagai penyiar olahraga radio di negara bagian Illinois. Setelah itu, pada tahun 1937, Reagan yang tampan, tinggi, dan suka berakting, pergi ke California untuk menemui agen Hollywood. Kebetulan, Warner Brothers sedang mencari aktor baru untuk menggantikan seorang bintang muda yang meninggal dalam kecelakaan mobil, dan Reagan mirip dengannya. Reagan kemudian mengikuti tes layar untuk Warner Brothers, dan studio tersebut segera menawarinya kontrak. Kontrak ini memulai karir akting Reagan.
Sebagai aktor film Hollywood dari tahun 1937 hingga 1957, Reagan tampil di lebih dari 50 film. Film sukses pertamanya adalah Knute Rockne-All American (1940), kisah tentang pelatih sepak bola legendaris. Reagan mendapatkan peran kecil namun penting sebagai George Gipp, seorang pemain sepak bola berbakat namun pemarah yang sedang sakit parah. Setelah terjun ke dunia politik, Reagan terkadang mengutip kata-kata Rockne untuk menyemangati para pengikutnya. Reagan dan banyak kritikus film percaya bahwa penampilan akting terbaiknya muncul dalam film Kings Row (1942), di mana ia berperan sebagai Drake McHugh, seorang playboy, yang terbangun dan mendapati kakinya telah diamputasi oleh seorang ahli bedah yang sadis.
Reagan adalah aktor yang kompeten yang disukai para sutradara karena dia tepat waktu dan cepat menghafal dialognya. Namun, pada awal 1950-an, karir akting Reagan mulai terpuruk.
Karir politik Reagan berawal pada tahun 1964, saat ia memberi pidato di televisi untuk calon presiden AS dari Partai Republik, Barry Goldwater. Walau Goldwater kalah, Reagan berhasil menarik perhatian rakyat AS, terutama golongan konservatif. Reagan memenangkan pemilihan gubernur California tahun 1966 dan ia menjabat selama dua periode.
Saat ia menjadi gubernur, kaum konservatif Partai Republik mengincarnya untuk dicalonkan sebagai presiden. Ia akhirnya memenangkan pemilihan presiden AS tahun 1980 dan menjabat selama delapan tahun.
2. Arnold Schwarzenegger
Arnold Schwarzenegger yang terkenal sebagai aktor film laga juga pernah menjabat sebagai gubernur California. Seperti Reagan, ia juga berasal dari Partai Republik. Sebelum berkarir di politik, Schwarzenegger membangun namanya sebagai binaragawan, lalu ia menjadi aktor Hollywood.
Mengutip dari History.com, diketahui bahwa Schwarzenegger yang berasal dari Austria pindah ke AS pada usia 21 tahun. Dia memenangkan tujuh kejuaraan “Mr. Olympia” yang saat itu menjadi rekor, mengukuhkan reputasinya sebagai binaraga yang legendaris.
Setelah membangun karir binaragawan yang gemilang, ia mulai tampil di film. Schwarzenegger pertama kali menarik perhatian khalayak umum lewat aktingnya yang memenangkan Golden Globe dalam Stay Hungry (1976) dan penampilannya dalam film dokumenter Pumping Iron (1977).
Karier film Schwarzenegger melejit setelah membintangi film Conan the Barbarian pada tahun 1982. Pada tahun 1983, ia menjadi warga negara AS. Tahun berikutnya ia membintangi filmnya yang paling terkenal, The Terminator, yang disutradarai oleh James Cameron.
Schwarzenegger kemudian menjadi salah satu bintang film laga yang paling digemari pada tahun 1980-an dan awal 1990-an.
Dengan karir filmnya yang mulai mandek, Schwarzenegger, seorang pendukung setia partai Republik yang telah lama dianggap memiliki aspirasi politik, mengumumkan pencalonan dirinya sebagai gubernur California. Schwarzenegger sendiri tidak memiliki banyak pengalaman politik.
Kampanyenya, yang diwarnai dengan penggunaan berbagai macam dialog yang terkenal dari karier filmnya, dihujani kritik atas penggunaan steroid anabolik, serta tuduhan pelecehan seksual dan rasisme. Namun, Schwarzenegger mampu memanfaatkan ketenarannya untuk meraih kemenangan. Ia mengalahkan pesaingnya, calon gubernur dari Partai Demokrat, Cruz Bustamante, dengan selisih lebih dari 1 juta suara. Schwarzenegger menjabat selama dua periode sebagai gubernur, dan kembali menjadi aktor pada tahun 2011.
Masa jabatan Schwarzenegger berakhir kontroversial. Menurut The Atlantic, Schwarzenegger meninggalkan jabatannya dengan tingkat kepuasan sebesar 22 persen dan defisit anggaran sebesar $28 miliar (sekitar Rp436 triliun).
3. Manny Pacquiao
Petinju terkenal, Manny Pacquiao, pernah menjadi salah satu anggota DPR Filipina pada tahun 2010 dan Senat Filipina pada tahun 2016 dan masih aktif dalam politik sampai sekarang.
Melansir dari Time, selama karirnya dalam bertinju per tahun 2021, ia memiliki 12 gelar tinju dunia di delapan divisi. Dari 72 pertarungan dalam kariernya, ia memenangkan 62 pertandingan. Menariknya, walau Pacquiao menjabat sebagai politisi, ia masih sempat bertinju.
Pacquiao dikritik karena komitmennya untuk sepenuhnya pensiun dari dunia tinju dan fokus di dunia politik belum jelas. Pada 29 September 2021, ia mengunggah sebuah video di Facebook berdurasi 14 menit yang mengumumkan pengunduran dirinya dari olahraga yang telah membuatnya menjadi bintang internasional itu.
“Sulit bagi saya untuk menerima bahwa waktu saya sebagai petinju telah berakhir,” kata Pacquiao. “Saya tidak pernah menyangka bahwa hari ini akan tiba. Saat saya menggantungkan sarung tinju saya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dunia, khususnya kepada masyarakat Filipina yang telah mendukung Manny Pacquiao.”
Namun, ini bukanlah pertama kalinya ia mengucapkan selamat tinggal pada tinju menjelang periode pemilihan umum. Pada bulan April 2016, setelah memenangkan pertarungan melawan Timothy Bradley, petinju Filipina ini mengatakan bahwa ia akan pensiun untuk “melayani masyarakat.” Pada bulan Mei tahun itu, ia termasuk di antara 12 senator Filipina yang baru dilantik. Namun, ia kembali bertinju beberapa bulan kemudian dalam sebuah pertarungan melawan petinju Amerika Serikat, Jessie Vargas.
Sebagai seorang senator, ia juga menerima kritik karena memiliki catatan kehadiran terburuk.
Menurut Philstar Global, Pacquiao yang kalah dalam pemilihan presiden Filipina tahun 2022 akan mengikuti pemilihan Senat tahun 2025. Sang mantan anggota kongres dari Sarangani pada tahun 2010 hingga 2016 ini berada di urutan keenam dalam survei Pulse Asia untuk kandidat senator Filipina.
4. Volodymyr Zelenskyy
Selain Ronald Reagan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy merupakan mantan selebritas di dunia hiburan yang berhasil menjadi presiden.
Mengutip dari NDTV, Ppesiden Ukraina keenam yang berusia 46 tahun ini memulai karirnya di dunia hiburan sebagai aktor, penulis naskah, dan produser untuk tim komedi stand-up KVARTAL 95 dari tahun 1997 hingga 2003. Ia kemudian menjadi produser eksekutif KVARTAL 95, LLC hingga tahun 2011, dan menjabat sebagai kepala eksekutif di stasiun televisi PJSC Inter dari tahun 2011 hingga 2012. Dia kembali ke KVARTAL 95 dari 2013 hingga 2019, mendirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama 'The League of Laughter' dan memproduksi 10 film layar lebar, memenangkan lebih dari 30 penghargaan dari penghargaan televisi nasional Ukraina, Teletriumph.
Menariknya, selama berkarir di dunia hiburan, Zelenskyy pernah berperan sebagai presiden Ukraina. Melansir dari People, pada tahun 2015, Zelenskyy memainkan peran utama sebagai presiden Ukraina dalam serial televisi populer Servant of the People. Acara ini mengisahkan seorang guru sekolah Ukraina yang menjadi viral karena mengkritik pemerintah dan terpilih sebagai presiden negara tersebut.
Pada tahun 2019, Volodymyr Zelenskyy mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden Ukraina. Meskipun ia adalah seorang pemula dalam dunia politik, Zelenskyy berhasil memenangkan pemilihan dengan telak. Ia memeroleh 73 persen suara saat melawan kandidat petahana, Petro Poroshenko. Kampanye Zelenskyy berfokus pada anti-korupsi, reformasi ekonomi, dan nasionalisme Ukraina.
Para pengamat mengatakan bahwa sebagian besar kesuksesan politik Zelenskyy dapat dikaitkan dengan kerusuhan dan revolusi pada tahun 2014, ketika protes rakyat menjatuhkan Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovich.
Pada tahun 2019, kekecewaan terhadap elit politik negara ini semakin mengakar, sehingga membantu mendorong orang luar politik untuk menduduki jabatan tertinggi.
Dalam masa pemilihan, Zelenskyy menjalankan kampanye yang tidak biasa. Zelenskyy, yang mencalonkan diri tanpa afiliasi partai dan tidak memiliki tim penasihat ahli hingga beberapa hari sebelum pemilihan, tidak menghadiri acara kampanye secara langsung dan tidak mengadakan unjuk rasa, ia malah beralih ke media sosial untuk membuat namanya terkenal.
Setelah muncul dalam banyak postingan di YouTube dan Instagram serta tampil di televisi, ia dengan mudah memenangkan pemilihan dan menjadi presiden keenam Ukraina.