Liputan6.com, Panama City - Pada Minggu (2/2/2025), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Marco Rubio memperingatkan Presiden Panama Jose Raul Mulino bahwa pihaknya akan "mengambil langkah yang diperlukan" jika Panama tidak segera menghentikan pengaruh dan kendali China atas Terusan Panama, yang dianggap sebagai ancaman oleh Presiden Donald Trump.
Setelah bertemu dengan Rubio di Panama City, Mulino menyatakan akan meninjau perjanjian dengan China dan perusahaan-perusahaan China. Pada saat yang sama, dia mengumumkan pula kerja sama lebih lanjut dengan AS dalam masalah migrasi dan menegaskan kedaulatan Panama atas Terusan Panama tidak dapat dipertanyakan.
"Rubio menyampaikan pesan dari Trump bahwa keberadaan China —melalui perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang mengoperasikan dua pelabuhan di dekat pintu masuk terusan— merupakan ancaman terhadap jalur air tersebut dan pelanggaran terhadap perjanjian AS-Panama," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Tammy Bruce seperti dikutip dari CNA, Senin (3/2).
"Sebagai menteri luar negeri, Rubio menegaskan bahwa status quo ini tidak dapat diterima dan bahwa tanpa adanya perubahan segera, hal tersebut akan memaksa AS mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya berdasarkan perjanjian tersebut."
Namun, Rubio tidak merinci langkah-langkah apa yang harus diambil Panama atau bentuk tindakan balasan apa yang akan diambil AS.
Reaksi China
Setelah kembali ke Gedung Putih, Trump mengancam akan mengambil kendali Terusan Panama, yang dibangun oleh AS pada awal Abad ke-20 dan diserahkan kepada Panama pada tahun 1999, dengan alasan terusan tersebut kini dikelola oleh China.
Trump menolak menutup kemungkinan penggunaan militer terhadap Panama, meskipun hal ini mendapat kritik dari negara-negara Amerika Latin. Pada Minggu, Trump mengatakan dia tidak yakin militer diperlukan, namun menegaskan bahwa Panama telah melanggar kesepakatan dan AS akan merebut kembali Terusan Panama.
"China mengoperasikan Terusan Panama. Seharusnya itu diberikan kepada Panama, bukan China. Mereka melanggar kesepakatan dan kami akan mengambilnya kembali atau sesuatu yang serius akan terjadi," sebut Trump.
"Saya rasa pasukan militer tidak akan diperlukan di Panama."
Rubio, yang dikenal sebagai pengkritik keras China, menyebutkan pekan lalu di acara Sirius XM’s The Megyn Kelly Show bahwa China bisa menggunakan pelabuhan-pelabuhan di Terusan Panama untuk menutup jalur vital pengiriman barang AS jika terjadi konflik.
Mulino sendiri mengklaim pertemuannya dengan Rubio berlangsung dengan hormat dan terbuka. Dia menunjukkan kesiapan untuk meninjau beberapa bisnis China di Panama, termasuk konsesi 25 tahun yang diberikan kepada CK Hutchison Holdings dari Hong Kong untuk mengoperasikan pelabuhan di kedua pintu masuk terusan, yang diperbarui pada 2021, tergantung hasil audit.
Kontrak ini telah menjadi sasaran kritik dari legislator dan pemerintah AS, yang menganggapnya sebagai contoh ekspansi China di Panama, yang mereka klaim melanggar perjanjian netralitas yang ditandatangani pada 1977.
Pemerintah Panama dan beberapa pakar membantah tuduhan tersebut, dengan menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan tersebut tidak terlibat dalam operasi terusan, yang dikelola oleh Otoritas Terusan Panama, sebuah badan otonom yang diawasi pemerintah Panama.
Mulino juga mengatakan bahwa kesepakatan antara Panama dan China dalam Belt and Road Initiative tidak akan diperpanjang.
"Kami akan mempertimbangkan untuk menghentikannya lebih awal," tutur Mulino.
Mulino menegaskan dia tidak melihat ada ancaman nyata terhadap perjanjian netralitas dan menolak penggunaan kekuatan militer untuk menegakkannya. Dia menyatakan pula pentingnya mengadakan pembicaraan langsung dengan Trump.Dalam lawatannya ke Panama, Rubio mengunjungi Miraflores Locks, salah satu dari tiga sistem kunci (lock) utama di Terusan Panama, tempat kapal melewati antara Pasifik dan terusan. Pejabat Terusan Panama memberikan pengarahan kepada Rubio saat sebuah kapal LPG berbendera Panama memasuki lock untuk turun menuju Pasifik.
China mengatakan mereka tidak terlibat dalam pengoperasian terusan dan menghormati kedaulatan serta kemerdekaan Panama atas jalur air tersebut.
"Tidak pernah sekalipun China campur tangan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning ketika ditanya mengenai klaim AS bulan lalu.
Dia menambahkan China mengakui Terusan Panama sebagai jalur air internasional yang netral secara permanen.