Tips Persiapan Naik Gunung bagi Penyandang Disabilitas dari Pendaki Difabel Anggi Wahyuda

3 weeks ago 37

Liputan6.com, Jakarta Anggi Wahyuda adalah pendaki difabel yang baru-baru ini berhasil menginjakkan kaki di Everest Base Camp (EBC), Nepal.

Dengan menggunakan satu kaki dan dibantu tongkat, ia dapat mencapai ketinggian 5.364 meter di atas permukaan laut (MDPL) pada 26 Mei 2025.

Kisah Anggi menjadi bukti bahwa penyandang disabilitas fisik sepertinya bisa menjalankan kegiatan outdoor seperti mendaki, meski banyak orang yang bilang mustahil.

Pria 24 tahun itu pun membagikan tips persiapan mendaki untuk teman-teman difabel.

“Banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum mendaki khususnya bagi teman-teman disabilitas, yaitu latihan fisik seperti strength (kekuatan), leg day (hari latihan kaki), dan pernapasan, selain itu persiapan gear (alat mendaki) juga sangat penting,” kata Anggi kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks, Selasa (10/6/2025).

Hal yang tak kalah penting adalah mengenali medan dan cuaca gunung yang hendak didaki.

“Penting banget kita mengenali track (jalur pendakiann) dan cuaca gunung yang akan didaki, karena kita bisa mempersiapkan semuanya secara matang, dan tau harus apa ketika melewati track yang sulit,” tambah Anggi Wahyuda.

Erni Juhanah, seorang wanita penyandang netra tak patah semangat mengajar mengaji beberapa santrinya yang juga disabilitas netra.

8 Hari Mendaki Everest

Sebelumnya, Anggi berkisah, pendakian Gunung Everest bukan hal mudah, selama delapan hari, ia melewati tanjakan berbatu yang melelahkan.

Alhamdulillah, setelah 8 hari jalan akhirnya sampai juga di Base Camp Everest, capek, haru,” kata Anggi saat tiba di EBC.

Sembilan tahun lalu, tepatnya pada 2015, Anggi Wahyuda mengalami kecelakaan hingga kaki kanannya harus diamputasi. Semenjak itu, ia berjalan menggunakan dua tongkat (kruk) dan mengira bahwa hidupnya tak akan berguna lagi.

“Sembilan tahun lalu tuh, waktu aku kecelakaan, aku berpikir kayaknya hidupku nggak bakal berguna lagi. Nggak bakal bisa ngapa-ngapain lagi, tapi sekarang aku akhirnya bisa sampai di sini.”

Ajak Teman-Teman Disabilitas untuk Bangkit

Tak sedikit orang meragukan impian Anggi akan tercapai, mengingat sulitnya medan Everest. Bahkan ada warganet yang berkomentar mustahil.

“Walaupun banyak orang yang menyepelekan, bilang nggak mungkin sampai sini, nggak mungkin bisa, dengan trek yang susah. Tapi hari ini aku bisa buktikan ke orang-orang yang nganggep enggak mungkin. Aku bilang ke kalian bahwa batas kemampuan manusia itu bukan pada fisiknya, tapi pada kemauannya.”

“Aku dengan satu kaki bisa sampai sini, dan ini membuktikan buat teman-teman semua yang sedang lagi nggak percaya diri, teman-teman disabilitas ayo bangkit, ayo satu langkah lagi,” ajaknya.

Inspirasi buat Generasi Muda Indonesia

Sebelumnya, rencana pendakian Anggi ke Gunung Everest mendapat dukungan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo.

Dukungan ini disampaikan Dito pada konferensi pers “Satu Langkah Lagi" bersama Anggi Wahyuda, di Media Center Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.

"Hari ini kita kedatangan anak muda hebat Anggi Wahyuda yang di tengah keterbatasannya memiliki impian untuk mendaki gunung Everest. Sebagai Menpora dan mewakili pemerintah, kami sangat mendukung langkah Anggi Wahyuda. Meski memiliki keterbatasan, tapi semangatnya bisa menjadi inspirasi," kata Dito.

Dito juga berharap apa yang dilakukan Anggi Wahyuda ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda di Indonesia.

"Semoga apa yang dilakukan Anggi ini bisa menjadi inspirasi generasi muda yang di luar sana. Kita mengundang anak-anak muda untuk melakukan hal serupa, InsyaAllah negara akan hadir untuk memberikan dukungan," harap Dito.

Foto Pilihan

Pengunjung melihat-lihat sejumlah karya lukis yang dipamerkan di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Selasa (20/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article