Liputan6.com, Jakarta Demensia menjadi momok menakutkan bagi banyak orang, terutama mereka yang memasuki usia senja. Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan berpikir dan mengingat, sangat memengaruhi kualitas hidup. Demensia bukan penyakit tunggal, melainkan kumpulan gejala akibat gangguan neurokognitif yang berbeda.
Penting untuk memahami bahwa demensia bukan sekadar "pikun" yang biasa dialami lansia. Demensia melibatkan gangguan otak yang signifikan dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Penderita demensia mungkin mengalami kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari dan bersosialisasi.
Salah satu cara sederhana namun efektif untuk menjaga fungsi otak lansia adalah dengan tetap aktif. Aktivitas seperti memasak ternyata dapat menjadi stimulasi kognitif yang baik. Lalu, bagaimana memasak bisa menjadi solusi untuk mencegah disabilitas demensia?
Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RS EMC Sentul, dr. Novaria Puspita, Sp.KFR, AIFO-K., menjelaskan bahwa aktivitas harian seperti memasak baik untuk menjaga kemampuan otak. Ia mengatakan, “Demensia itu gangguan fungsi ingatan yang mengganggu kehidupan. Bisa bikin lupa sudah makan atau belum dan lupa lokasi rumah.”
Banyak orang dewasa sedih melihat orangtua mereka mengalami penurunan fungsi kognitif dan gejala demensia. Kini para ahli di Universitas Southern California mencoba memanfaatkan teknologi realitas maya, atau VR, untuk membantu mencegah atau menunda t...
Mencegah Disabilitas Demensia pada Lansia dengan Memasak
Banyak anak melarang orang tua mereka yang sudah lanjut usia untuk melakukan aktivitas fisik dan kegiatan harian seperti memasak. Padahal, aktivitas harian seperti memasak adalah hal yang baik untuk menjaga kemampuan otak. Aktivitas ini dapat membantu mengasah ingatan dan mencegah demensia.
Pada program Healthy Monday, Dokter Novaria menambahkan, “Cara mengasahnya (ingatan), harus tetap aktif biar tidak mudah lupa, banyak anak bilang ‘ibu nggak boleh masak, nggak boleh apa’ biarin aja yang penting aman.” Tentunya, keamanan lansia saat memasak harus tetap menjadi prioritas utama.
Pastikan dapur aman dengan memperhatikan beberapa hal. Dapur tidak boleh licin, penempatan alat dan bahan harus mudah dijangkau serta aman. Dengan begitu, lansia dapat memasak dengan aman dan nyaman.
Manfaat Memasak untuk Kognitif Lansia
Memasak bukan hanya sekadar kegiatan mengisi perut, tetapi juga latihan yang baik untuk otak. Proses memasak melibatkan berbagai aspek kognitif, mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Hal ini membantu menjaga fungsi otak tetap aktif dan mencegah penurunan kognitif.
“Kalau beraktivitas itu bagus, memicu kognisi jadi baik. Masak itu kan prosesnya mikir mau masak apa, bahannya apa saja, langkah-langkahnya bagaimana, itu menstimulasi (otak),” jelas dr. Novaria. Proses ini melibatkan pemikiran, perencanaan, dan eksekusi, yang semuanya berkontribusi pada kesehatan otak.
Anak-anak dapat membantu lansia dalam beberapa langkah memasak, seperti menyiapkan bahan atau menyajikan masakan. Hal ini mengurangi beban kerja lansia dan memastikan mereka tetap dapat menikmati proses memasak tanpa kelelahan berlebihan.
Tips Mengatur Aktivitas Memasak untuk Lansia
Alih-alih melarang lansia untuk beraktivitas, anak-anak disarankan untuk mengatur aktivitas agar tidak terlalu berat. Kegiatan memasak mencakup berbagai langkah mulai dari penyiapan bahan hingga penyajian. Untuk mengurangi beban kerja lansia, anak-anak bisa membantu beberapa langkahnya.
“Jangan terlalu berat, food preparation (persiapan makan) kita bantu, agar masak jadi tidak terlalu lama. Jadi, lansia tetap dapat kesenangan memasak, tapi energinya masih terukur nggak berlebihan,” saran dr. Novaria. Dengan begitu, lansia tetap dapat menikmati kesenangan memasak tanpa merasa kelelahan.
Penting untuk selalu berkomunikasi dengan lansia dan menanyakan apa yang ingin mereka masak atau lakukan. Jika aktivitas tersebut terlalu berat, berikan alternatif yang lebih ringan. “Tanya lansia, mau masak apa, mau aktivitas apa hari ini. Kalau yang terlalu berat setop, harus ada remnya,” paparnya.
Aktivitas Lain untuk Mencegah Demensia
Selain memasak, olahraga juga penting untuk dilakukan secara rutin oleh lansia. Kemampuan berpikir akan teregenerasi dengan aktivitas fisik. Olahraga membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan merangsang pertumbuhan sel-sel otak baru.
Pastikan pilihan olahraganya sesuai dengan kondisi fisik lansia. Jika lansia dalam keadaan bugar, maka boleh berenang dan bersepeda, sambil memastikan keamanannya. Beberapa pilihan olahraga yang cocok untuk lansia antara lain:
- Jalan cepat
- Tai chi
- Senam ringan
- Senam lansia
- Senam osteoporosis
Aktivitas lain seperti game, menulis, membaca, dan interaksi sosial juga penting untuk menjaga fungsi kognitif lansia. Interaksi sosial membangun kognitif. Anak cucu bertemu rutin, bisa telepon, video call, ikut pengajian. Makin didiamin makin mundur (kemampuan otaknya),” tutup Novaria.
Gejala Demensia yang Perlu Diwaspadai
Gejala demensia bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Namun, ada beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai. Gangguan memori menjadi salah satu gejala awal yang seringkali disadari oleh orang terdekat.
Beberapa gejala demensia yang umum meliputi:
- Kesulitan mengingat informasi baru atau kejadian baru-baru ini
- Sering lupa nama, tempat, atau benda sehari-hari
- Kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara (afasia)
- Kesulitan merencanakan atau menyelesaikan tugas kompleks
- Bingung dengan waktu, tanggal, atau tempat (disorientasi)
Jika Anda atau orang yang Anda kenal menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita.